SILATURAHIM

Sevilla Memanggil…

Jakarta (SI Online) – Ini bukan tentang klub bola di Spanyol. Bukan tentang Sevilla FC atau bahkan klub-klub bola beken lainnya seperti Real Madrid, Barcelona, Valencia, Granada, Cordoba dan yang lainnya.

Spanyol yang sekarang gudangnya klub bola itu, dulunya adalah wilayah Islam. Peradaban Islam pernah menjulang selama 500 tahun di sini.

Dan Sevilla, adalah kota terbesar keempat di Spanyol setelah Madrid, Barcelona dan Valencia. Sevilla pernah menjadi bagian dari kejayaan Islam di Andalusia.

Kota yang berada di ketinggian tujuh meter di atas permukaan laut ini pernah dikuasai oleh Julius Caesar sehingga nama kota ini kala itu juga dikenal dengan sebutan “Colonia Julia Romula”. Setelah kekuasaan Romawi berakhir, kota ini diduduki oleh bangsa Vandal dan dijadikan ibu kota kerajaan mereka.

Umat Islam mulai memasuki kota yang terletak di bagian selatan Semenanjung Iberia (Spanyol) ini pada 712 M melalui pasukan Dinasti Umawiyah di bawah pimpinan Musa bin Nushair. Di masa Gubernur Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, kota bernama Hispalis ini diganti menjadi Isybiliyah dan dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Islam di Andalusia. Orang Barat menyebutnya Sevilla. Namun, beberapa tahun kemudian setelah berganti kekuasaan, ibu kota Andalusia dipindahkan ke Cordoba.

Bangsa Viking sempat menjarah kota ini pada tahun 844 selama 42 hari. Bangsa penjarah masuk melalui Sungai Guadalquivir. Peristiwa ini terjadi pada masa Khalifah Abdurrahman II. Pasukan Islam berhasil mengalahkan mereka setelah pertempuran yang terjadi selama 100 hari. 35 dari 45 kapal Viking berhasil ditenggelamkan. Sepuluh tahun kemudian mereka kembali datang, namun berhasil dipukul mundur.

Sevilla mencapai masa keemasannya pada masa Khalifah Abdurrahman III. Akan tetapi setelah pemerintahan Umawiyah runtuh, Sevilla memisahkan diri dari pemerintahan pusat di Cordoba. Ia dipimpin oleh hakim agung Muhammad bin Ismail bin Abbas sejak 1023.

Pada 1091, kota yang terletak di tepi Sungai Guadalquivir ini kembali berganti kekuasaan, dari Dinasti Abbasiyah ke Dinasti Al-Murabithun. Dinasti Al-Murabithun cukup lama berkuasa di Sevilla. Mereka mempertahankan kota ini dari serangan kaum Salib pimpinan Raja Alfonso dari Castilla. Penguasa dinasti ini yang terkenal adalah Yusuf bin Tasyfin. Dialah yang mendirikan Daulah Al-Murabithun di Andalusia, setelah menyeberang dari Marakesy di Afrika Utara.

Di bawah kekuasaan Dinasti al-Murabitun, Sevilla menjadi pusat banyak bidang kehidupan mulai dari agama, ilmu pengetahuan, ekonomi dan budaya.

Reputasi Sevilla tidak kalah mentereng dengan kota-kota ilmu lainnya pada saat itu, seperti Cordoba dan Granada. Karena Sevilla juga menjadi tempat lahirnya para ilmuwan muslim, seperti Ibnu al-Arabi yang ahli tafsir. Sevilla juga memunculkan ahli matematika terkemuka, yang bernama Ibnu al-Yasamin al-Isybili, dengan karyanya yang fenomenal yaitu al-Urjuza al-Yasminiya fi al-Jabr wa al-Muqabala.

Selain itu, ilmu astronomi dan pertanian juga berkembang pesat di Sevilla. Salah satu ilmuwan besar dalam bidang astronomi yang muncul dari Sevilla adalah Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah. Nama Jabir Ibnu Aflah di barat lebih dikenal dengan nama Geber, yang mempunyai karya kitab al-Haia. Sebuah kitab yang membahas teori gugus planet dekat, yaitu Venus dan Merkurius serta garis edarnya antara Matahari dan Bumi. Selain Jabir Ibnu Aflah, ahli astronomi yang muncul dari Sevilla adalah al-Khamairi.

Di Sevilla, muncul juga ilmuwan-ilmuwan besar Islam dalam bidang pertanian. Abu Zakariya Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad al-Awwam adalah salah satunya. Ia mempunyai kitab yang mengulas secara mendalam tentang seluk beluk pertanian. Selain itu, ada juga nama Abu Abbas Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Mufarraj, ahli dalam botani.

Setelah Daulah Al-Murabithun berakhir, kota ini dikuasai oleh Dinasti Al-Muwahhidun pada 1145. Namun, seabad kemudian, dinasti yang meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah di kota ini, termasuk istana “La Buhaira” dan Menara “La Giralda”, akhirnya harus melepaskan kota ini ke tangan Raja Ferdinand III pada 1248 M, setelah sebelumnya dikepung selama enam belas bulan. Runtuhnya Dinasti Al-Muwahhidun di Sevilla menandakan akhir pemerintahan Islam di kota itu sejak kedatangan Islam di masa Musa bin Nushair pada 712 M.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button