INTERNASIONAL

Terapkan Kebijakan Islamofobia, Swedia Tutup Sekolah Islam

Swedia (SI Online) – Pemerintah Swedia terus menutup institusi akademi Islam dalam upaya mendorong “retorika anti-Islam” dan “menghentikan privatisasi” dalam pendidikan. Meskipun banyak di antara sekolah-sekolah Islam tersebut memiliki kinerja terbaik.

Menteri Pendidikan Swedia Nordik Lena Axelsson Kjellblum mengatakan saat konferensi pers, pemerintahnya telah memperkenalkan undang-undang yang bertujuan untuk “melarang pendirian apa yang disebut sekolah agama independen”, demikian dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (17/11).

RUU tersebut pada dasarnya mencegah sekolah untuk berkembang dengan meningkatkan jumlah siswanya atau membuka cabang baru mulai tahun 2024 dan seterusnya.

Sejauh ini, hanya sekolah Islam yang menjadi sasaran undang-undang tersebut, yang memicu protes dari organisasi, peneliti dan sekolah Muslim, dengan alasan keputusan untuk menutup sekolah Islam tidak didasarkan pada hasil akademik yang buruk atau kekurangan pengajaran lainnya, tetapi lebih bersifat politis, motif anti Islam.

Mohamed Amin Kharraki, Kepala Sekolah Muslim Independen Framstegsskolan di pinggiran Ragsved Stockholm, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sekitar 20 sekolah yang mengklasifikasikan diri mereka sebagai Islam atau yang dimiliki oleh Muslim ditutup dengan hanya tiga yang tersisa.

Mei lalu, inspektorat sekolah negara itu mengumumkan akan menutup Framstegsskolan. Namun, pihak sekolah memenangkan banding dan PTUN mengatakan keputusan tersebut seharusnya tidak berlaku lagi, sambil menunggu putusan.

Keputusan dibuat atas ‘klaim konspirasi’

Keputusan inspektorat untuk menutup sekolah tersebut didasarkan pada laporan oleh Dinas Keamanan Domestik Swedia, SAPO, dengan “klaim konspirasi” tentang kelompok Ikhwanul Muslimin, agenda rahasia dan dugaan label teror yang membuat beberapa peneliti bingung.

“Jika saya tidak memiliki latar belakang penelitian yang saya miliki, bahwa saya mempelajari dan meneliti Ikhwanul Muslimin, saya akan takut pada kegelapan. Pada dasarnya saya takut pada semua pemimpin Muslim di Swedia,” kata outlet berita lokal Syre mengutip Emin Poljarevic, seorang profesor di bidang sosiologi agama.

“Hal ini semakin menunjukkan bahwa kita memiliki iklim sosial di mana Muslim dieksotifikasi dan dibuat curiga. Sayang sekali SAPO, dari semua otoritas, telah jatuh ke dalam lubang itu,” kata Poljarevic, Dosen Teologi dan Filsafat Islam di Universitas Uppsala.

Pra-sekolah Saimagarden di distrik Akalla Stockholm, yang juga dijalankan oleh Framstegsskolan, ditutup Agustus lalu karena klaim SAPO bahwa anak-anak berisiko terpapar radikalisasi.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button