DAERAH

Virus Kolera Babi Mewabah, Peternak di Sumut Gelar Demo Tolak Pemusnahan

Medan (SI Online) – Ribuan orang yang tergabung dalam gerakan aksi damai tolak pemusnahan babi di Sumatera Utara menggelar unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sumut, Senin 10 Februari 2020.

Aksi massa bertajuk Gerakan #Savebabi merupakan bentuk penolakan terkait isu pemusnahan babi di Sumatera Utara akibat wabah African Swine Fever (ASF) yang terjadi di provinsi tersebut. “Save babi, save babi,” teriak Boasa Simanjuntak, saat berorasi, seperti dilnsir ANTARA.

Dari atas mobil komando, ia menyebutkan berulang kali bila babi merupakan sumber perekonomian mereka. “Kami makan dari babi. Anak kami kuliah dari babi. Save babi, save babi,” ujarnya.

Dalam aksinya, massa membawa sejumlah atribut seperti ulos dan spanduk menolak rencana pemusnahan babi di Sumatera Utara.

Sebagai informasi, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga Jumat (20/12/2019) lalu, 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera atau kolera babi.

Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia, mengatakan bahwa kematian ternak babi ini sangat cepat yaitu yang terlapor rata-rata 1.000 hingga 2.000 ekor per hari.

Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF).

Virus hog cholera sudah pernah dinyatakan eksis, tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut terjadi pada kurun tahun 1993 – 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.

“Berdasarkan ilmu pengetahuan, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pada kasus ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi,” katanya.

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

red: asyakira
sumber: ANTARA

Artikel Terkait

Back to top button