SUARA PEMBACA

Saat Persekusi Menyambangi Dakwah, Doa dan Berzikirlah!

Sungguh mengecewakan! Di balik kemuliaan nama Ansor yang tersemat pada barisan GP Ansor, tetapi fakta yang terjadi justru barisan ini hobi melakukan persekusi dakwah. Setelah Ustaz Abdul Shomad yang dituduh ditunggangi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), Ustaz Felix Shiauw yang dianggapnya Anti-Pancasila dan Kebinekaan, kini giliran Ustaz Hanan Attaki, LC. Yang menjadi sasaran penjegalan oleh gerakan tersebut.

Ahad, 7 Juli 2019 di Hotel Bahari Inn, Kota Tegal, Jawa Tengah, semestinya menjadi momentum penting bagi Ustaz Hanan Attaki dalam tajuk “Sharing Time” untuk berbagi inspirasi hijrah, move one dari kondisi jahiliyah kepada tatanan hidup berkah dengan kajian Islam. Namun, yang didapati justru persekusi yang menyakiti hati ustaz para mustami yang sudah siap ikut mengaji.

Kejadian tersebut tentulah menuai banyak keprihatinan dari berbagai pihak. Tokoh Muda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, jika pengusiran ustaz seperti itu terus berlanjut, dikhawatirkan perpecahan akan terjadi. Beliau juga menyebut bahwa orang-orang yang selama ini teriak NKRI namun melakukan pengusiran ulama merupakan perusak NKRI.

Sementara itu ungkapan simpati diungkapkan oleh politisi PKS, Mardani Ali Sera, kepada Ustaz Hanan Attaki. Beliau mengapresiasi kiprah dakwah UHA (Ustaz Hanan Attaki) yang mampu berdakwah kepada generasi muda. Anggota DPR RI itu merincikan bahwa konten dakwah UHA, mulai soal optimisme, semangat belajar, mencintai orang tua, hingga cinta tanah air disampaikan Hanan Attaki dalam setiap ceramahnya. Ini menjadi sebuah ironi mengapa sampai GP Ansor tega hati mempersekusi (Kitakini.news.com/8/07/2019).

Jika kita berkaca kepada jejak perjuangan dakwah Rasulullah Saw dalam lembaran emas sirah Nabiyullah al-Musthafa Muhammad Saw. Saat persekusi menyambangi dakwahnya, yang tak lain dilakukan oleh Kafir Quraisy, maka Beliau membacakan kalimat zikir yang mengandung doa.

“Yaitu orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan. ’Sungguh manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu takutlah kalian kepada mereka.’ Namun, perkataan itu malah menambah keimanan mereka dan mereka menjawab. ‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Q.S. Ali-Imran [3]: 173)

Doa dan zikir adalah amunisi jitu para nabi dan rasul ‘alayhi as-salam tatkala menghadapi kesulitan dan kezaliman manusia. Dengan doa yang dipanjatkan dan zikir yang dilantunkan, manusia akan memiliki kedekatan yang intim dengan Sang Pencipta. Allah Swt. pun mendekat kepada hamba-Nya yang taat dan bertobat.

Mudah bagi Allah Azza wa Jalla untuk mempersembahkan kemenangan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dengan sebaik-baik iman dan takwa kepada Allah. Hamba yang senantiasa terikat kepada hukum syara, mendakwahkan Islam semata-mata karena ingin meraih ridho-Nya, bukan mencari muka manusia atau bahkan kedudukan dunia.

Dari serangkaian persekusi yang menyambangi pengemban dakwah seperti Ustaz Abdul Shomad, Ustaz Felix Shiauw juga Ustaz Hanan Attaki, setidaknya kita sebagai seorang Muslim yang juga berkewajiban untuk mensyiarkan Islam dapat mengambil pesan hikmah.

Pertama, jika doa dan zikir adalah penawar kekecewaan saat dipersekusi sebagaimana yang telah diteladankan Nabi Saw. Kita pun mesti meyakini bahwa jika pertolongan Allah itu tiba maka tiada makhluk-Nya yang mampu menghalangi.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button