16 TK Islam Ikuti Lomba Futsal di Jakarta Islamic School
Jakarta (SI Online) – Lapangan futsal kampus Jakarta Islamic School (JISc) di Jalan Manunggal, Komplek Kodam Kalimalang, Jakarta Timur, nampak sangat ramai, Kamis pagi 21 Februari 2019. Sekira seratus anak laki-laki siswa Taman Kanak-kanak berbaris rapi. Mereka hendak mengikuti lomba futsal.
Ya, pagi tadi, JISc menggelar turnamen futsal untuk level TK. Turnamen bernama “Kindy Fun Futsal” ini diikuti 16 TK di Jakarta. Kebanyakan adalah TK-TK Islam di Jakarta Timur.
Pemilik JISc, Fifi P Jubilea mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antara JISc dengan sekolah-sekolah TK di Jakarta, sekaligus mengenalkan JISc kepada mereka.
“Kemudian kami maksudkan agar sekolah-sekolah lain berani menjadi event organizer (EO) untuk kegiatan-kegiatan sekolah,” kata Fifi saat berbincang dengan wartawan di kantornya.
Untuk lomba futsal ini, kata Fifi, panitia menyediakan hadiah berupa uang tunai, mainan untuk anak-anak dan piala. Tak tanggung-tanggung, juara pertama akan mendapatkan hadiah uang senilai Rp1,5 juta.
Selain lomba untuk anak-anak tingkat TK, dalam waktu dekat JISc juga akan mengadakan lomba untuk tingkat SMA dan guru.
Kegiatan-kegiatan yang dibuat untuk siswa level SMA ini, kata Fifi, sekaligus jawaban apabila siswa merasa bosan belajar. “Kalau bosan belajar, bikin event menarik. Jangan bosan belajar lalu tawuran. Buat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” kata dia.
Pada 8-9 Maret yang akan datang, JISc akan mengadakan lomba ceramah untuk guru non pendidikan Islam. Untuk pemenang pertama, JISc menyiapkan hadiahnya umroh Ramadhan.
Kemudian, pada 16 Maret, JISc akan mengadakan lomba debat tingkat SMA se-Indonesia. Namanya Lomba Debat Presiden Kedua. Tujuannya untuk mencari bibit-bibit pemimpin muda yang akan memimpin Indonesia di masa yang akan datang.
Kirim Guru ke Jerman
Pada kesempatan yang sama, Fifi mengungkapkan, pada 20 April mendatang, sekolahnya akan mengirimkan 11 guru terbaiknya ke Jerman. Mereka ditugaskan mengikuti pelatihan guru dengan instruktur para ahli pendidikan dari Eropa. Setelah itu, guru-guru yang dikirim akan diminta untuk membagikan ilmunya kepada guru-guru di Indonesia.
Fifi mengatakan, mengirim guru untuk mengikuti pelatihan di luar negeri adalah salah satu cara untuk membuat guru berwibawa. Mengingat belakangan ini banyak beredar di media sosial, murid-murid yang tidak lagi menghargai gurunya.
“Kita harus meningkatkan izzah (kehormatan) guru. Harus ditinggikan, supaya nggak dilecehkan orang tua dan siswa,” ungkap Fifi.
Fifi mengakui, kadang-kadang guru dilecehkan karena kurang berwibawa. Untuk itu JISc berupaya meningkatkan kewibawaan guru dengan dua hal. Pertama, meningkatkan kesejahteraan. Kedua, meningkatkan kapasitas keilmuannya.
“Di JISc gaji guru naik karena dua hal: kalau tarif listrik naik, dan performance appraisal (penilaian kinerja, red),” pungkasnya.
Red: shodiq ramadhan