17 Alasan Mengapa Saya Pilih Anies pada 14 Februari Nanti
Saya pilih Anies Baswedan, karena:
Satu: Anies Muslim yang ‘taat’
Dua: Anies sangat cerdas (budayawan Jaya Suprana menyebut Anies jenius)
Tiga: Anies punya pengalaman memimpin yang panjang, dalam komunitas yang plural. Ia memimpin OSIS ketika SMA dan memimpin Senat Mahasiswa ketika kuliah di UGM. Kemudian menjadi gubernur DKI dan Menteri Pendidikan.
Empat: Anies mempunyai gaya pemikiran yang khas, kreatif. Pemikiran kreatif ini sangat dibutuhkan untuk memimpin 275 juta penduduk Indonesia yang bermacam-macam agama, suku dan aliran pemikirannya.
Lima: Anies mempunyai akhlak mulia. Guru dan sahabat-sahabatnya mengakui kemuliaan akhlak Anies.
Enam: Anies mempunyai kemampuan lisan dan tulisan yang mengagumkan. Tokoh besar di tanah air Tjokroaminoto berpesan : Kalau kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan pidatolah seperti orator
Tujuh: Anies mempunyai kecepatan berpikir yang bagus. Seorang pemimpin harus mampu merespon segala sesuatu dengan cepat dan tepat.
Delapan: Anies mampunyai fisik yang kuat. Ia mampu melewati 720 tangga di Barus dan berputar tiap hari dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa kenal Lelah. Pemimpin harus kuat fisiknya, 24 jam harus siap mengatasi masalah rakyatnya
Sembilan: Anies punya pemikiran yang mendamaikan. Di zaman globalisasi ini, masyarakat dunia butuh pemimpin yang menentramkan bukan pemimpin yang mengajak perang. Anies selalu tenang dalam menghadapi masalah. Tidak emosional dan grusa grusu.
Sepuluh: Anies tidak memindahkan ibukota ke Kalimantan. Pemindahan ibukota yang mendadak (tanpa melibatkan berbagai ahli dan publik) menjadi kecurigaan banyak pihak. Apalagi Jokowi berkonsultasi dan bersahabat akrab dengan Presiden Cina dalam pemindahan ibukota ini. Banyak ahli mengatakan bahwa pemindahan ibukota ini adalah agenda Cina, bukan agenda masyarakat Indonesia.
Sebelas: Anies akan menjalankan politik bebas aktif (sesuai dengan UUD 45) dalam menjalankan politik luar negeri Indonesia. Pengalaman Anies dalam melobi dan melontarkan ide gagasan untuk perbaikan dunia, diakui para cendekiawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Tidak seperti politik luar negeri Jokowi yang berpihak pada kepentingan pemerintah Cina.
Duabelas: Anies menentramkan umat Islam dan umat non Muslim. Rekam jejak Anies baik ketika ia menjadi ketua senat mahasiswa, gubernur atau Menteri, menunjukkan ia mempunyai kemampuan untuk menerapkan ‘merit sistem’ (menempatkan orang sesuai keahliannya).
Tigabelas: Anies mau menderita dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Tokoh bangsa Kasman Singodimedjo kepada Agus Salim menyatakan Leiden is Lijden, pemimpin itu menderita. Anies tidak seperti banyak pemimpin tanah air yang lebih mengutamakan keluarganya daripada rakyatnya. Bermewah-mewah dan mengedarkan uang untuk kroni-kroninya saja.