24 Tentaranya Tewas, Militer Zionis Akui Sulit Hadapi Pejuang Palestina
Gaza (SI Online) – Militer pendudukan Israel mengakui 24 tentaranya tewas akibat tembakan perlawanan oleh pejuang Palestina di Jalur Gaza tengah.
Radio tentara pendudukan pada Selasa (23/01) melaporkan tentang pembunuhan para perwira dan tentara dalam pertempuran di Gaza.
“Pejuang perlawanan menembakkan beberapa peluru RPG ke sebuah bangunan yang dijadikan jebakan oleh tentara pendudukan sebagai persiapan untuk ledakannya, yang menyebabkan keruntuhan pasukan di dalamnya di selatan Jalur Gaza,” lapor radio tersebut yang dikutip Quds Press.
Media Ibrani pada Selasa (23/1) melaporkan, bahwa peristiwa tersebut terjadi di daerah Al-Maghazi di tengah Jalur Gaza. Serangannya dengan tembakan RPG dan rudal anti-armor perangkap.
Pejuang juga menempatkan sejumlah besar ranjau di dekat pasukan Israel, selain keberadaan tank A di area tersebut.
Dijelaskannya, yang terjadi adalah penembakan roket ke dua bangunan tersebut, yang berujung pada ledakan ranjau dan hancurnya kedua bangunan tersebut beserta tentara yang ada di dalamnya.
Sebelumnya media Israel juga melaporkan, bahwa “hari ini adalah hari tersulit dalam pertempuran di Jalur Gaza sejak awal agresi”.
Situs berita Israel Walla mengatakan, “Hari ini adalah hari pertempuran yang paling sulit, dan pertempuran sengit terjadi di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.”
Sumber-sumber Israel melaporkan, bahwa 22 tentara dari tentara pendudukan tewas dan terluka dalam pemboman dua bangunan dan keruntuhan ketiga terhadap pasukan Israel di daerah Khan Yunis.
Dia menjelaskan bahwa “peristiwa ini besar di Khan Yunis, dan konsekuensinya sulit,” serta mencatat bahwa “lebih dari 13 helikopter penyelamat berpartisipasi dalam operasi evakuasi dari Khan Yunis.”
Hingga saat ini, tentara pendudukan secara resmi baru mengakui terbunuhnya 556 perwira dan tentara Israel sejak 7 Oktober, termasuk 220 orang yang tewas dalam pertempuran darat di Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober lalu, tentara pendudukan Israel terus melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika dan Eropa, ketika pesawat-pesawat mereka mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkannya di atas kepala penduduknya, dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Agresi berkelanjutan pendudukan terhadap Gaza menyebabkan kematian 25.295 martir dan melukai 63.000 orang, selain itu lebih dari 85 persen (sekitar 1,9 juta orang) penduduk Jalur Gaza harus mengungsi, menurut otoritas Jalur Gaza dan badan-badan serta organisasi internasional. []