Ustaz Budi Ashari Jelaskan Tiga Hal Penting dalam Pendidikan Islam
Bogor (SI Online) – Pembina Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban Ustaz Budi Ashari, Lc hadir dalam pembukaan cabang baru Kuttab Al Fatih Cibinong di Masjid Jami Al Barokah, Cibinong, Kabupaten Bogor, Ahad (3/3/2019).
Dalam acara yang dipadukan dengan seminar parenting itu, Ustaz Budi memberikan tausiyah tentang pentingnya pendidikan Islam sebagai pilar peradaban. Menurutnya, ada tiga hal penting dalam dunia pendidikan atau tarbiyah.
Pertama adalah Tarbiyah Jasadiyah (pendidikan fisik). Menurut Ustaz Budi, kekuatan fisik itu hal yang penting. “Karena itulah di Kuttab Al Fatih olahraga itu kurikulum yang wajib bukan ekstrakulikuler,” jelasnya.
Pendiri lembaga pendidikan Kuttab Al Fatih itu mengatakan, banyak dalil yang mengharuskan seorang mukmin menjadi kuat, salah satunya hadis Nabi yang berbunyi, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah,”
Selain latihan fisik, kata Ustaz Budi, tubuh juga harus diberi asupan makanan dan minuman yang halal dan baik. Hal ini sesuai firman Allah di dalam surat Al Baqarah ayat 168 yang bunyinya, “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
Ustaz Budi mengingatkan, dalam urusan makanan yang mendasar ini ada setan yang selalu menggoda. “Jangan lupa, iblis menyesatkan bapak manusia yaitu Nabi Adam itu lewat makanan, yaitu makan buah khuldi. Saat memakan yang dilarang Allah, Nabi Adam auratnya terbuka. Jadi ada hubungannya antara makanan dan telanjang, orang yang suka telanjang itu diduga makanannya salah,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar waspada tentang salah satu fenomena akhir zaman sesuai hadis Nabi yaitu orang yang badannya kegemukan (obesitas). “Anak-anak sekarang kurang gerak karena lebih banyak main gadjet, itu tidak baik. Kata Umar bin Khatthab, hidup itu harus dengan cara yang keras dan prihatin karena nikmat dunia itu tidak abadi,” imbuhnya.
Lalu pendidikan yang kedua adalah Tarbiyah Aqliyah (pendidikan akal). Menurut Ustaz Budi, tawakal adalah sikap dasar harus dimiliki setiap Muslim. “Kalau tawakalnya benar, maka ia akan yakin rizki Allah. Seperti burung, berangkat dengan tembolok kosong pulangnya sudah penuh. Dan ada penelitian, burung itu di kepalanya ada organ yang berfungsi layaknya alat ‘GPS’, setiap hari diberi informasi di mana rizkinya berada, nah bagi kita ‘GPS’ itu adalah tawakal,” tuturnya.
Dengan Tarbiyah Aqliyah, semua bidang ilmu harus disesuaikan dengan ajaran Islam, dengan begitu hasilnya juga akan luar biasa. Seperti dalam bidang teknologi, Ustaz Budi mengisahkan bagaimana Nabi Nuh membuat kapal dengan panduan wahyu Allah sehingga kapal buatannya itu mampu menahan ombak setinggi gunung. Kokohnya luar biasa, teknologi sampai saat ini belum mampu membuat kapal seperti itu.
“Jadi PR (pekerjaan rumah) kita hari ini, apapun bidang ilmunya itu harus dicocokkan dengan wahyu, lalu diterapkan di semua aspek kehidupan khususnya dalam dunia pendidikan,” kata Ustaz Budi.
Dan yang ketiga adalah Tarbiyah Ruhiyah (pendidikan rohani). Peningkatan aspek ruhiyah akan memacu setiap Muslim menjadi lebih taat kepada Allah. Ketaatan itulah menjadi pondasi dalam membangun peradaban.
“Manusia di dunia itu harus membangun peradaban, dalam peradaban Islam pondasinya tarbiyah yang tiga itu (Tarbiyah Jasadiyah, Tarbiyah Aqliyah dan Tarbiyah Ruhiyah), semuanya saling terkait. Jadi belajar apapun, itu tidak boleh terlepas dari ilmu agama,” tandas Ustaz Budi.
Di akhir penyampaiannya, ia berdoa agar generasi Muslim khususnya yang ada di Nusantara menjadi semakin baik dan kokoh sehingga mampu menghadirkan peradaban yang unggul di masa yang akan datang.
red: adhila