Survei Litbang Kompas: Misteri Hilangnya Angka 17 Persen
- Kompas juga memberi semacam petunjuk bahwa Pilpres 2019 masih jauh dari selesai. Rapat umum atau kampanye terbuka akan sangat menentukan. Padahal dalam dua bulan terakhir masa kampanye, Jokowi kesulitan mengumpulkan massa pendukungnya. Sebaliknya kampanye Prabowo pecah dimana-mana.
Sebuah pesan WhatsApp dari wartawan Kompas, Selasa sore (19/3) masuk ke Koordinator Jubir BPN Dahnil Anzhar Simanjuntak.
“Sore Bang. Bagaimana tanggapannya dengan hasil survei Litbang Kompas. Angka yang belum menentukan pilihan/rahasia 17 persen.”
Dahnil tersenyum membaca pesan itu. Sejak dua hari sebelumnya kabar bahwa Litbang Kompas akan mempublikasikan hasil surveinya, sudah berhembus kencang.
Kabar itu dipicu oleh pernyataan Sofyan Wanandi di depan para pengusaha yang tergabung dalam APINDO. Sofyan mengingatkan pengusaha agar all out mengerahkan segala daya upaya untuk memenangkan Jokowi. Termasuk mewajibkan seluruh karyawan mereka untuk memilih Jokowi.
Berdasarkan survei Kompas, begitu kata Sofyan, elektabilitas Jokowi dalam bahaya. Angkanya sudah di bawah 50 persen, dengan selisih tinggal sekitar 11 persen. Kompas, tambah Sofyan tidak akan mempublikasikannya karena Jokowi sangat takut.
Dahnil juga sudah mengetahui kabar itu. Dia kemudian menggoda sang wartawan. “ Memang berapa persen elektabilitasnya?”
“Saya belum tahu Bang. Cuma diberi tahu angka yang belum menentukan pilihan 17 persen.”
Wawancara itu tidak berlanjut. Sang wartawan menghilang, dan tidak lagi melanjutkan wawancara. Keesokan harinya Litbang Kompas melansir sebuah hasil survei yang membuat geger.
Elektabilitas Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen. Margin of error (MoE) 2.2 persen, dan yang menyatakan rahasia 13,4 persen.