PA 212: Kami Berada di Mana Ulama Berada
Jakarta (SI Online) – Tokoh Persaudaraan Alumni (PA) 212 Ustaz Haikal Hassan menegaskan bahwa barisan ulama dan umat yang selama ini dikenal dalam gerakan 212 akan menjadi oposisi terhadap siapapun yang memerintah.
“Ulama itu pasti oposisi, jika tidak oposisi maka berhenti jadi ulama,” tegas Ustaz yang akrab disapa Babeh Haikal itu.
Ia mengatakan, hal itu seperti yang dilakukan oleh para Nabi. Nabi selalu dianggap menjadi oposisi dari penguasa. “Mari kita lihat sejarah, Ibrahim oposisi pada Namrud, Nabi Musa oposisi pada Fir’aun, nabi yang tidak oposisi sekaligus raja dia adalah Daud dan Sulaiman,” jelas Babeh Haikal.
“Nabi Isa itu oposisi terhadap Yudas dan semuanya, Nabi Muhammad lengkap, selama 13 tahun oposisi Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan,” tambahnya. Setelah itu, Nabi Muhammad tidak menjadi oposisi saat dirinya menjadi pemimpin di masanya.
Babeh Haikal menjelaskan posisi gerakan 212 di pemerintahan setelah pertemuan ‘Gondangdia’ dan ‘Teuku Umar’. Hal tersebut ia ungkap saat menjadi salah satu pembicara dalam sebuah siaran televisi pada Selasa malam (30/7/2019).
“Kemana Gondangdia atau Teuku Umar, kami ikut Ijtima Ulama. Kami berada di mana ulama berada. Kami menawarkan agenda perbaikan bangsa. Itu prinsip PA 212 dan kita tetap oposisi, siapapun presidennya,” tandasnya.
Istilah Gondangdia dan Teuku Umar merujuk pada pertemuan tokoh politik beberapa waktu lalu pasca Pilpres 2019.
Gondangdia merujuk pada pertemuan pimpinan partai politik koalisi Jokowi-Maruf di kantor DPP Nasdem. Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh menjadi tuan rumah dalam pertemuan minus Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Tak berselang lama, Ketum PDIP, Megawati melakukan pertemuan dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto yang notabenenya oposisi.
Keduanya pun menggelar pertemuan di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar tanpa didampingi partai koalisi Jokowi-Maruf.
red: adhila