FILANTROPI

UBN Kirim 20 Ton Beras untuk Desa Gane Luar

Bacan, Maluku Utara (SI Online) – AQL Peduli secara resmi melepas ‘Kapal Darurat Pangan’ untuk Dea Gane Luar di Kabupaten Halmahera Selatan. Pelepasan kapal yang mengangkut 20 ton beras itu dilakukan langsung oleh Pendiri AQL Peduli Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) di Pelabuhan Pasar Baru Babang, Labuha, Pulau Bacan, Maluku Utara.

Pengiriman 20 ton beras ini merupakan tahap pertama dari total 120 ton yang akan dikirim ke desa tersebut selama enam bulan ke depan. Pengiriman dilakukan secara bertahap karena kendala keterbatasan gudang.

Hadir dalam pelepasan kapal tersebut, Asisten I Bupati Labuha Amir Dokula Lama, Dandim Halmahera Selatan dan Kapolsek Babang, Bacan Timur.

Saat memberi sambutan, Amir mengatakan, Desa Gane Luar merupakan wilayah terdampak gempa paling parah. Kondisinya diperparah dengan wilayah yang terisolir dan keadaan geografis cukup berat untuk menuju ke sana

Oleh karena itu, kata Amir, pemerintah sangat menyambut baik inisiatif penyaluran bantuan oleh AQL Peduli untuk desa Gane Luar.

“Kami pemerintah sangat berterimakasih dan mengapresiasi setinggi tingginya, semoga menjadi suatu amal salih,” katanya di Pelabuhan Pasar Baru Babang, Bacan, Sabtu (19/10/2019).

Sementara itu, UBN menegaskan bahwa program pengiriman bantuan pangan untuk Gane Luar adalah program tahap keempat. Program keempat fokus menangani penyaluran pangan, mengingat kondisi geografis belum memungkinkan bantuan bentuk lain. Adapun program pertama sudah dilakukan oleh AQL Peduli pada Juli lalu. “Bulan Juli, kita sudah menyalurkan ribuan pakaian dan selimut serta sembako,” katanya.

Selanjutnya, kata UBN, tahap kedua AQL Peduli menyalurkan hewan kurban sembilan ekor sapi dan kambing ke sejumlah titik pengungsian. Sebelum pulang ke Jakarta saat itu, UBN mengaku sempat menyebar tim untuk memeriksa keadaan pengungsi. Ternyata didapatkan setiap tenda sudah mulai kehabisan makanan pokok.

“Kita cek tinggal 10 kilo, kita lihat ada kekhawatiran di mereka, mungkin karena akses membeli beras cukup sulit, mungkin biaya angkutnya dengan kapal akan lebih mahal daripada harga beras itu sendiri,” ujarnya.

Sehingga, kata UBN, di tahap ketiga tim AQL Peduli mengirim sagu lempeng sebanyak 10 ribu ikat untuk menutupi kebutuhan bahan pokok para pengungsi. “Kita kirim sagu 10 ribu ikat, buat untuk cadangan sementara, sebelum beras datang,” ujarnya.

Rencananya, katanya lagi, di tahap lima nanti AQL Peduli akan mulai menggulirkan program pembuatan rumah. Rumah hunian dengan material dari kayu agar tahan gempa.

“Insyaallah program pemerintah akan masuk, tapi belajar dari Lombok dan Palu, kita merasa agak lambat. Jadi kita dahului bantuan pembangunan rumah,” jelasnya.

UBN mengungkapkan, AQL Peduli dalam mendampingi Desa Gane Luar, merupakan lembaga yang terdepan dan hingga saat ini masih berada di lokasi. “Saya sendiri pun, bulan Agustus datang ke lokasi, lewat laut ombak besar tidak bisa, akhirnya lewat darat naik motor,” pungkasnya.

rep: bilal muhammad
red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button