Fadli: Pemerintah tak Serius Selesaikan Nasib Guru Honorer
Jakarta (SI Online) – Pemerintah dinilai tidak serius menyelesaikan nasib guru honorer. Sampai 25 tahun peringatan Hari Guru Nasional dilakukan, kesejahteraan guru masih menjadi isu nasional yang tidak kunjung terselesaikan.
“Jika pemerintah serius dengan nasib guru honorer, semestinya ada prioritas,” kata Anggota DPR Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/11/2019).
Fadli mengingatkan, jangan sampai upaya para guru honorer mengubah nasib dihambat hanya karena persyaratan administrasi dan test yang kerap bersifat formalitas, sementara negara tetap menggunakan mereka dengan kesejahteraan yang minim.
“Jika demikian, dimana letak apresiasi pemerintah terhadap nasib guru honorer? Guru honorer seperti dieksploitasi, padahal banyak dari mereka telah mengajar dan mendidik belasan bahkan puluhan tahun,” kata dia.
Fadli lalu menyoroti naskah pidato Mendikbud untuk memperingati Hari Guru tahun ini. Menurutnya kesejahteraan guru juga belum menjadi perhatian utama.Dari teks pidato yang beredar di media, kata Fadli, Mendkibud lebih banyak memberikan “arahan” ketimbang “penghargaan” kepada para guru.
“Padahal, semangat utama peringatan Hari Guru bertujuan agar semua pihak, terutama pemerintah, untuk menghormati, mengapresiasi, dan meningkatkan kesejahteraan guru,” kata Ketua BKSAP DPR itu.
Fadli menambahkan Indonesia saat ini bisa dikatakan mengalami darurat guru. Berdasarkan data Kemendikbud, guru PNS saat ini berjumlah 1,3 juta orang. Sementara kebutuhan guru se-Indonesia mencapai 2.1 juta. Angka ini akan semakin meningkat, mengingat pada tahun ini terdapat 52 ribu guru PNS akan pensiun.
Sebagian kekurangan tersebut coba ditutupi dengan guru berstatus P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Dan sisanya, sebanyak 746.121 guru coba dipenuhi oleh pemerintah melalui guru honorer.
“Namun, keberadaan guru berstatus honorer, menurut saya, bukannya menyelesaikan masalah tapi justru memunculkan masalah baru, di mana kesejahteraan guru honorer ternyata masih sangat jauh dari layak,” ungkap Waketum Partai Gerindra itu.
Red: shodiq ramadhan