AKIDAH

Ada yang Tak Bisa Mendekat Saat Nabi Menunggu di Telaganya, Siapa Mereka?

“Kutunggu Kalian di Telagaku”, pesan indah dari seorang yang paling mulia di dunia dan akhirat, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu sayang kepada umatnya sampai berpesan demikian.

Dan di antara kasih sayang dan rahmat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau telah menunggu umatnya di telaga (al-haudh) pada hari yang sangat mengerikan tersebut. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الحَوْضِ

“Aku menunggu kalian di telaga” (HR. Bukhari no. 6576).

Al-haudh adalah telaga yang Allah Ta’ala siapkan untuk Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, sehingga umatnya dapat mendatangi dan meminum air telaga tersebut. Pada hari kiamat yang amat mengerikan kelak, manusia dibangkitkan dalam keadaan susah payah, matahari didekatkan dalam jarak satu mil, kondisi sangat terik, sehingga kita berada dalam kondisi kehausan dan sangat butuh air untuk minum.

Namun ada diantara mereka yang disesatkan, sehingga tidak bisa mendekat ke telaga. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، وَلَيُرْفَعَنَّ لِي رِجَالٌ مِنْكُمْ، ثُمَّ لَيُخْتَلَجُنَّ دُونِي، فَأَقُولُ: يَا رَبِّ، أَصْحَابِي، فَيُقَالُ لِي: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

Aku menunggu kalian di telaga. Sungguh ditampakkan kepadaku beberapa orang diantara kalian, kemudian dia disimpangkan dariku. Lalu aku mengatakan, “Ya Rabbi, itu umatku.” Kemudian disampaikan kepadaku, “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah kamu meninggal.” (HR. Ahmad 4180 dan Bukhari 6576)

Dalam riwayat Bukhari, Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى

“Mereka umatku… “

lalu disampaikan kepadaku, “Kamu tidak tahu bahwa mereka telah mengubah (agamanya) setelah kamu meninggal”. Akupun berkomentar, “Celaka-celaka bagi orang yang mengganti agamannya setelah aku meninggal.” (HR. Bukhari 7051).

Siapakah Orang yang Mengganti itu? Kita simak keterangan al-Qurthubi,

قال علماؤنا رحمة الله عليهم أجمعين : فكل من ارتد عن دين الله أو أحدث فيه ما لا يرضاه الله و لم يأذن به الله فهو من المطرودين عن الحوض المبعدين عنه و … وكذلك الظلمة المسرفون في الجور و الظلم و تطميس الحق و قتل أهله و إذلالهم و المعلنون بالكبائر المستحفون بالمعاصي و جماعة أهل الزيغ و الأهواء و البدع

Para ulama (guru) kami – rahimahumullah – mengatakan,

Semua orang yang murtad dari agama Allah, atau membuat bid’ah yang tidak diridhai dan diizinkan oleh Allah, merekalah orang-orang yang diusir dan dijauhkan dari telaga. Demikian pula orang-orang zalim yang melampaui batas dalam kezalimannya, membasmi kebenaran, membantai penganut kebenaran, dan menekan mereka. Atau orang-orang yang terang-terangan melakukan dosa besar terang-terangan, menganggap remeh maksiat, serta kelompok menyimpang, penganut hawa nafsu dan bid’ah. (at-Tadzkirah, hlm. 352).

Keterangan lain juga disampaikan Ibnu Abdil Bar, “Semua orang yang melakukan perbuatan bid’ah yang tidak diridhai Allah dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang paling parah adalah ahlul bid’ah yang menyimpang dari pemahaman kaum muslimin, seperti khawarij, syi’ah rafidhah dan para pengikut hawa nafsu… semua mereka ini dikhawatirkan termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini yang diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Syarh az Zarqaani ‘ala al-Muwaththa, 1/65).

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “(Termasuk landasan pokok Islam adalah kewajiban) mengimani (keberadaan) telaga milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, yang nanti akan didatangi oleh umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits yang shahih

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button