Hadapi Persoalan Dunia, Erdogan Ajak Negeri Muslim Evaluasi sesuai Al-Qur’an
Kuala Lumpur (SI Online) – Nasib 1,7 miliar Muslim di seluruh dunia tak lagi berada di tangan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
“Dunia ini lebih besar dari lima negara,” tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat upacara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur di Malaysia, Kamis (19/12).
Kritik itu dilayangkannya ke China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang memiliki hak veto yang bisa membawa malapetaka bagi negara-negara kecil.
Erdogan juga menekankan bahwa Turki tidak tunduk pada tekanan yang menghalangi langkahnya, termasuk upaya kudeta, teror ekonomi, dan fitnah. “Ketika mereka berusaha membungkam Turki, kami mendesak dunia untuk memusatkan perhatian ke Palestina, Gaza, Rohingya, Libya, Somalia, dan Suriah,” kata dia lagi.
Erdogan menegaskan umat Islam harus mengevaluasi dan melakukan kritik internal atas sejumlah persoalan yang terjadi.
Ia juga menyoroti kondisi Palestina yang masih terus diduduki oleh Israel. Padahal populasi umat Islam setara dengan seperempat dari populasi dunia.
Selain itu, kata Erdogan, banyak negara muslim terlibat konflik dan warga Muslim mengalami kelaparan dan kemiskinan. “Agar hal tersebut berhenti, kita harus melihat diri kita sendiri dan mengkritik diri kita sendiri,” kata dia.
Erdogan menyampaikan Al-Qur’an menuntut umat Islam untuk mengevaluasi diri sendiri.
Menurut dia, apa yang dialami Muslim selama dua abad ini terjadi karena umat Islam tidak bisa menerima kegagalan mereka dan cenderung menyalahkan orang lain “Kita berharap bahwa KL summit ini bisa menjadi titik balik bagi kita semua,” ujar dia.
Erdogan lalu mengkritik komposisi Dewan Keamanan (DK) PBB yang tidak mewakili satu pun negara Muslim. DK PBB selama ini juga gagal menyelesaikan persoalan di negara-negara Muslim,
“Saya selalu menyampaikan dunia perlu aturan baru untuk menjunjung keadilan. Dunia ini lebih besar dari lima negara,” kata Erdogan merujuk 5 anggota DK PBB yaitu China, Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Rusia.
Selama pembukaan, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Iran Hassan Rouhani, serta tuan rumah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, menyampaikan pidato mereka.
Ratusan pejabat pemerintah, pengusaha, representatif masyarakat sipil, dan pakar dari berbagai sektor di dunia Muslim berpartisipasi dalam KTT tersebut.
sumber: anadolu