Muhyiddin Yassin, Politisi Keturunan Jawa-Bugis yang Taklukkan Mahathir
Kuala Lumpur (SI Online) – Manuver politik Tan Sri Mahiaddin Md Yasin atau biasa disebut Muhyiddin Yassin menggalang dukungan dari lawan politik bisa dikatakan di luar nalar Mahathir Mohamad.
Apalagi dukungan yang dituding minoritas oleh kelompok Mahathir Mohamad tersebut sampai dipercaya oleh Yang Dipertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk menetapkan Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri ke-8 Malaysia, Ahad 1 Maret 2020 kemarin.
Sebagai politisi senior, Mahathir Mohamad bisa disebut kecolongan. Apa pasal? Pria yang nyaris berusia seabad (95 tahun) itu, tengah mengatur strategi untuk ‘meninggalkan ‘rekan koalisinya, Anwar Ibrahim.
Mahathir Mohamad sempat berjanji menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Anwar Ibrahim. Janji itu musti dipenuhi setelah dua tahun menjadi perdana menteri. Komitmen bersama Anwar Ibrahim ketika ingin merebut kekuasaan dari Najib Razak, yang dituding korupsi. Anwar sendiri ketika itu masih di bilik penjara.
Namun, Mahathir tampaknya belum ‘ikhlas’. Setelah mengundurkan diri, dia masih ingin menjabat sebagai perdana menteri. Mahathir hanya ingin menggugurkan janji kepada Anwar Ibrahim dengan mengundurkan diri. Untuk selanjutnya mencalonkan lagi.
Muhyiddin Yassin rupanya memiliki langkah sendiri. Dia telah merapat ke partai lamanya, UMNO, dan PAS. Muhyiddin sangat ideologis. Dia menginginkan dominasi orang Melayu di negaranya. Kekuasaan yang didapatkan ketika UMNO berkuasa selama 50 tahun.
Dia orang yang paling kecewa di dalam koalisi Pakatan Harapan. Koalisi ini meraih mayoritas parlemen pada 2018 dengan 121 kursi. Mereka juga merekrut sejumlah politikus oposisi, terutama dari UMNO, sehingga mencapai 139 kursi.
Dalam koalisi ini melibatkan partai milik Anwar Ibrahim (Partai Keadilan Rakyat/PKR) dengan kekuatan 40 kursi parlemen, partai Tionghoa (Partai Aksi Demokrasi/DAP) 42 kursi, Partai Pribumi Bersatu besutan Mahathir dan Muhyiddin sebanyak 26 kursi, serta Partai Amanah.
Koalisi ini dibentuk untuk menggulingkan kekuasaan Najib Rajak yang kala itu disokong oleh koalisi Barisan Nasional. Koalisi Najib melibatkan 13 partai dengan penyokong utamanya United Malays National Organization (UMNO) yang memiliki 39 kursi. Namun, kalah waktu pemilu 2018.
Selain itu, di Malaysia ada koalisi Gagasan Sejahtera, yang terdiri atas Partai Islam Pan Malaysia (PAS), Partai Ikatan Bangsa Malaysia (Ikatan), Berjasa dan Partai Cinta Malaysia (PCM).
Dinamisnya partai politik di Malaysia membuat Muhyiddin bebas bermanuver untuk melancarkan gagasannya. Mengangkat harkat orang Melayu, seperti dikutip di blog Dahlan Iskan yang berjudul “Malay First.”
Muhyiddin Yassin sendiri disebut-sebut orang yang sangat Islam ideologis. Ayah Muhyiddin adalah orang Johor, seorang kiai keturunan Bugis, Sulawesi. Ibunya adalah wanita Jawa.
Mahathir Kecewa
Dengan manuver Muhyiddin Yassin tersebut, Mahathir mengaku kecewa. Bahkan merasa dikhianati.
“Saya merasa dikhianati, terutama oleh Muhyiddin. Dia telah bekerja cukup lama untuk hal ini dan kini dia berhasil,” ujarnya dalam konferensi pers di Yayasan Albukhary seperti dilansir Malaysiakini, Ahad(1/3/2020).
Langkah zig-zag membentuk pemerintahan lewat jalur belakang disinyalir diprakarsai oleh mantan wakil presiden PKR Azmin Ali dan Muhyiddin, bersama dengan UMNO dan PAS.
Hal tersebut yang membuat Mahathir Mohamad sempat mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan keluar dari koalisi. Namun, dia juga membangun koalisi untuk melawan Muhyiddin, dan lagi-lagi dibantu oleh Anwar Ibrahim yang sebelumnya hendak ditinggalkan. Bahkan, Anwar sendiri pernah dijebloskan ke penjara saat Mahathir berkuasa.
Mahathir mengaku menerima dukungan dari 114 anggota parlemen. Sebanyak 112 adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk mendapatkan suara mayoritas di parlemen, yang memiliki 222 anggota, sebagai syarat konstitusi untuk menentukan Perdana Menteri Malaysia.
Pada 8 Maret 2020, menurut rencana, parlemen akan bersidang untuk menentukan koalisi. Keputusan raja bisa saja dianulir apabila suara mayoritas parlemen tidak terpenuhi. Apakah Muhyiddin Yassin keturunan Jawa-Bugis ini mampu mempertahankan kekuasaannya dari tangan Mahathir Mohamad cs?
sumber: BISNIS/ANTARA