Ketua BEM Binawan Bantah Keluarkan Pernyataan tentang Fasilitas Hotel untuk Tim Medis COVID-19
Jakarta (SI Online) – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Binawan, Jakarta, Yazid Albusthomi, meluruskan pemberitaan tentang dirinya yang beredar di sejumlah media online pada Sabtu 4 April lalu.
“Pernyataan yang tertera di beberapa media dengan mengatasnamakan saya bukan merupakan pernyataan saya dan lembaga juga,” ungkap Yazid Albustomi dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Islam Online, Senin 6 April 2020.
Yazid mengaku tidak pernah mengatakan seperti yang diberitakan media online. Bahkan, ia mengungkap bila dirinya diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu, tetapi ia lebih memilih bicara soal rapid test (tes cepat COVID-19, red).
Sebagai informasi, di media online, selain bicara soal rapid test, pernyataan Yazid tentang fasilitas hotel untuk tenaga medis COVID-19 juga menuai kontroversi.
“Fasilitas hotel bintang lima untuk tim medis dinilai berlebihan. Lantas apakah itu menjamin bahwa masyarakat Jakarta tidak terinfeksi virus Corona karena belum meratanya tindakan pencegahan dari Gubernur Jakarta terkait virus Corona di kalangan masyarakat menengah ke bawah,” bunyi pernyataan Yazid yang dikutip oleh media, termasuk Tribunnews.com, Sabtu 4/4/2020.
Atas kutipan ini, Yazid membantahnya. “Saya tidak pernah mengatakan seperti yang disampaikan di media online yang tersebar. Saya merasa diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu, namun saya lebih memilih menyampaikan tentang rapid test,” bantahnya.
Selain membantah kutipan pernyataan tersebut, Yazid juga menerangkan bila keterangannya saat hadir dalam konferensi pers di kawan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (4/4/2020) itu tidak mewakili Universitas Binawan.
Pandangannya soal rapid test menyeluruh yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap seluruh warga disampaikannya merupakan pandangan pribadinya sebagai seorang mahasiswa.
Selain itu, kehadirannya dalam konferensi pers bertajuk ‘Lockdown Solusi atau Politisasi’ itu juga diakui Yazid sebagai inisiasi pribadi dan tidak mengatasnamakan Universitas Binawan.
“Kehadiran saya dalam kegiatan tersebut merupakan inisiasi pribadi tidak mengatasnamakan institusi manapun. Saya juga tidak berkoordinasi dengan internal BEM dan lembaga kemahasiswaan dan alumni almamater saya,” ungkap Yazid.
Yazid juga mengatakan bila tidak ada undangan secara resmi untuk hadir dalam acara tersebut kepada BEM Universitas Binawan.
Namun demikian, atas polemik yang terjadi, Yazid mengaku meminta maaf kepada seluruh pihak, khususnya tenaga medis di seluruh Indonesia, khusunya DKI Jakarta.
Permintaan maaf juga disampaikannya kepada jajaran pimpinan Universitas Binawan, rektor, dosen dan civitas akademika Universitas Binawan.
“Saya juga meminta maaf kepada pengurus BEM Universitas Binawan, kakak-kakak senior saya alumni Universitas Binawan, rekan-rekan seperjuangan dan adik-adik,” kata dia.
Tidak hanya itu, Yazid juga menyampaikan permintaan maafnya kepada stakeholder terkait, khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
red: farah abdillah