Diduga Terinfeksi Covid-19, Pemimpin Chechnya Dilarikan ke RS Moskow
Moskow (SI Online) – Pemimpin wilayah otonom Chechnya, Ramzan Kadyrov, dilarikan ke rumah sakit (RS) di Moskow pada Kamis 21 Mei 2020. Dia diduga terinfeksi virus corona, Covid-19.
“Ramzan Kadyrov dibawa dengan pesawat ke Moskow dengan dugaan kasus virus corona. Sekarang (dia) di bawah pengawasan medis,” tulis kantor berita negara Rusia, TASS, mengutip sumber medis yang mengatakan Kadyrov dalam kondisi stabil.
Kantor berita RIA Novosti juga mengutip sumber medis yang mengatakan bahwa Kadyrov, 43, berada di rumah sakit di Moskow. Laporan serupa diterbitkan Interfax.
Baca juga: Corona Buat Panik, Presiden Chechnya Beri Resep untuk Kekebalan Tubuh
Jika dikonfirmasi bahwa dia terinfeksi Covid-19, maka Kadyrov akan menjadi pejabat senior Rusia terbaru yang tertular virus corona SARS-Cov-2 setelah Perdana Menteri Mikhail Mishustin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dan beberapa menteri Rusia.
Belum ada komentar langsung dari pejabat di Chechnya atau pun Moskow tentang laporan bahwa Kadyrov diduga terinfeksi Covid-19.
RIA Novosti mengutip seorang pembantu Kadyrov, yakni kepala televisi Grozny; Akhmed Dudayev, yang mengatakan bahwa pemimpin Chechnya “berada dalam kendali pribadi terkait pekerjaan di kantor pusat virus corona”. Dia tidak mengomentari laporan perihal rawat inapnya.
Sebagai sekutu penting Presiden Rusia Vladimir Putin, Kadyrov mengambil alih kekuasaan di Chechnya setelah ayahnya Akhmat Kadyrov terbunuh dalam serangan bom tahun 2004.
Dia dan ayahnya telah berperang melawan Moskow selama konflik separatis berdarah pertama di Chechnya dari 1994-1996. Namun, mereka beralih pihak dengan mendukung Kremlin ketika melancarkan perang kedua di Chechnya pada tahun 1999 di bawah pengawasan Putin yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia.
Kadyrov menyebut dirinya “prajurit kaki”, tetapi secara luas dianggap menikmati carte blanche dari Moskow. Dia mengambil pendekatan yang khas dalam menangani pandemi virus corona, dengan menyebut dokter yang mengeluhkan kurangnya alat pelindung diri (APD) sebagai “provokator” yang harus dipecat.
sumber: sindonews.com