Menggapai Predikat Mulia dengan Sabar
Banyak orang beranggapan bahwa sabar itu ada batasnya? tapi ternyata pernyataan itu bisa terjadi kalau kita sudah berada di surga, karena apa ? karena di surga sudah tidak ada yang namanya ujian, musibah bencana dan lain-lain, yang ada adalah semua bentuk kenikmatan tanpa batas dan belum pernah dirasakan selama di dunia.
Maka ketika masih berada di dunia perilaku dan sifat sabar adalah tanpa batas, tak pernah kenal ujungnya sampai dimana, karena disetiap sisi kehidupan ada saja ujiannya, maka tidak ada pertolongan kecuali dengan sabar, sebagaimana Allah Ta’ala, berfirman:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
Diayat yang lain Allah Ta’ala, berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِى هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 10)
Ibnu Al-Jauzi mengatakan dalam Tashil li Ulumi At-Tanzil, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Ayat ini dapat ditafsirkan dengan dua makna. Pertama, orang yang sabar akan mendapatkan balasan pahala atas kesabarannya dan Allah tidak menghisab amalannya. Mereka inilah yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab. Kedua, balasan orang yang melakukan kesabaran itu tidak terbatas, lebih banyak dari apa yang diperhitungkan dan lebih besar daripada apa yang ditakar di mizan pahala, inilah pendapat mayoritas ulama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ l قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِيْ بِحَبِيْبَتَيْهِ، فَصَبَرَ {وَاحْتَسَبَ} عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya, lalu dia bersabar {dan mengharapkan pahala}, maka Aku akan menggantikan keduanya dengan surga.’ (HR. Bukhari)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika aku memiliki sesuatu yang baik, maka aku tidak akan menyembunyikannya dan menahannya dari kalian. Barangsiapa yang merasa cukup, maka Allah akan memberinya kecukupan. Dan siapa yang bersikap iffah (menjaga kehormatan harga diri), maka Allah akan memuliakannya. Dan barangsiapa yang berusaha untuk selalu sabar, maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lapang daripada kesabaran.” (HR. At Tirmizi no 1947)
Dengan kesabaran pun Allah Ta’ala akan mengangkat seseorang menjadi pemimpin umat, panutan, dan kedudukan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِئَايٰتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah 32: Ayat 24)
Maka sabar tidak hanya sebatas diam, mengalah, menerima apapun yang sudah ditetapkan, namun lebih dari itu sabar wajib didukung dengan pengetahuan dan ilmu tentang agama, karena dibalik perintah bersabar kita juga harus meyakini ayat-ayat Allah, yaitu dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya. Karena tidak akan menjadi sabar ketika orang tidak paham tentang keseluruhan ilmu yang berada dalam Alquran dan Assunnah.
Seperti yang kita tahu, berlaku sabar merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Meski sangat sulit, bukan berarti sabar tidak bisa dilakukan? Sesulit apapun kita untuk berlaku sabar, menerima kenyataan dengan ikhlas dan senantiasa berpikir tenang, semua itu tetap bisa kita lakukan dengan tetap dalam koridor takwa kepada Allah Ta’ala.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dalam menjalani kehidupan sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Wallahua’lam.
Abu Miqdam
Komunitas Akhlak Mulia