Rusia Bersiap Larang Pernikahan Gay Secara Resmi
Moskow (SI Online) – Tujuh senator Rusia mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi larang pernikahan sesama jenis, termasuk gay, secara resmi. RUU ini diklaim sejalan dengan amandemen terbaru konstitusi oleh Presiden Vladimir Putin.
RUU diajukan Selasa malam 14 Juli lalu. Rancangan aturan itu untuk mengubah Kode Keluarga Rusia dan secara legal melarang pernikahan sesama jenis dan adopsi anak oleh pasangan sesama jenis.
Langkah para senator ini hanya berselang dua minggu setelah para pemilih di Rusia setuju dengan amandemen konstitusi yang mencakup ketentuan yang mendefinisikan pernikahan sebagai “persatuan antara pria dan wanita”.
“RUU ini mengakhiri praktik pernikahan antara orang-orang dari jenis kelamin yang sama, termasuk mereka yang mengubah jenis kelamin,” kata co-authorRUU, senator Yelena Mizulina, kepada Interfax, yang dilansir Kamis (16/7/2020).
Namun, teks rancangan undang-undang yang diajukan ke majelis rendah parlemen atau Duma Negara Rusia tidak menyebutkan pelarangan pernikahan atau pun adopsi anak oleh orang-orang transgender.
“RUU ini harus diadopsi karena perubahan dalam kehidupan publik, termasuk tuntutan publik untuk melestarikan nilai-nilai keluarga tradisional dan memperkuat serta melindungi institusi keluarga,” bunyi teks RUU tersebut.
Otoritas terkait Rusia saat ini tidak mendaftarkan secara resmi pernikahan sesama jenis. Namun, Kode Keluarga Rusia mengakui pernikahan seperti itu yang terdaftar di luar negeri asalkan tidak terjadi di antara kerabat dekat atau orang-orang yang sudah terdaftar menikah.
Panitera Rusia telah mengakui pernikahan sesama jenis yang terdaftar di luar negeri dalam setidaknya dua kasus profil tinggi sejak 2018, termasuk kasus seorang aktivis LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) terkemuka. Setidaknya empat pernikahan transgender telah terdaftar di Rusia sejak 2014.
Selama dua dasawarsa berkuasa, Putin sangat dekat dengan Gereja Ortodoks dan berusaha menjauhkan Rusia dari nilai-nilai Barat termasuk sikap liberal terhadap homoseksualitas dan fluiditas gender.
red: farah abdillah
sumber: sindonews.com