Rocky Gerung: Wakaf adalah Energi Perubahan
Jakarta (SI Online)-Filosof sekaligus pengamat sosial politik Rocky Gerung menjadi narasumber dalam Diskusi Kebangsaan bertajuk “Civil Society Bahan Bakar Kebangkitan Bangsa” yang digelar lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Menara 165, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (8/10/2020).
Rocky mengaku senang dapat bertemu dengan para relawan yang tergabung dalam ACT.
“Saya dapat ruang kebahagiaan bertemu dengan orang yang secara eksistensial memilih untuk jadi relawan. Bayangkan kalau anda memilih jadi influencer saya nggak ada disini,” kata Rocky sembari bercanda.
Baca juga: ACT: Negara Hebat adalah Negara dengan Civil Society Hebat
Hadir dalam forum yang dibuat ACT, filosof lulusan Universitas Indonesia (UI) ini mengaku menemukan semacam oase yang sulit ditemukan dalam kondisi masyarakat sekarang yang terpecah (devided).
“Saya anggap bahwa ACT ini adalah sungai jernih yang mengalirkan mata air ‘care’ dari hulu ke hilir. Itu filosofinya. Jadi kalau mata air dikotori maka yang ada air mata di hilir,” kata dia.
Rocky juga menyebut bila forum yang digelar ACT bisa menjadi semacam momentum refleksi sebagai upaya untuk mewakafkan kemanusiaan pada bangsa ini. “Dan wakaf itulah yang akan jadi energi dari perubahan,” kata Rocky.
Sebelumnya, secara filosofis Rocky berbicara tentang lingkaran wakaf. Alam, kata Rocky, memiliki surplus yang diberikan kepada manusia. Inilah yang menjadi dasar humanitas. Orang mengeluarkan sesuatu yang berlebih dari dirinya, supaya orang lain yang kekurangan dapat menerima.
“Jadi bukan menambahkan pada yang kekurangan, tetapi mengeluarkan yang berlebih. Yang berlebih memberikan kepada yang kekurangan agar menjadi berlebih. Demikian seterusnya, itulah lingkaran wakaf,” kata dia.
Menurut Rocky, aktifitas kemanusiaan (humanity) adalah aktifitas imperatif (bersifat wajib) dari seluruh isi Pancasila. Aktifitas ACT sebagai lembaga kemanusiaan dinilainya sebagai upaya “act of care”, memulihkan harapan. “Sebab kehilangan harapan sama dengan kehilangan semangat,” kata dia.
Bicara soal harapan, Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan, lembaga yang dipimpinnya selalu hadir ke tengah masyarakat dengan membawa harapan. Bukan sekadar membawa beras, makanan, air minum dan bantuan-bantuan lainnya.
“Hadirnya kita memastikan mereka masih punya harapan. Harapan untuk bisa makan, kesehatan, pendidikan dan masa depan,” kata Ibnu.
ACT, kata Ibnu, melalui Gerakan Bangkit Bangsaku juga hadir di tengah kesulitan yang saat ini dirasakan masyarakat.
“Dalam kesulitan ini lembaga kita hadir. Bukan sekadar memberi bantuan, tetapi hadirnya kita memberikan harapan kepada masyarakat,” kata dia.
red: shodiq ramadhan