OKI Minta PBB Bersikap untuk Akhiri Penderitaan Tawanan Palestina
Tepi Barat (SI Online) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) memaparkan kekhawatirannya akan kesehatan memburuk yang menimpa para tawanan Palestina yang menggelar mogok makan di sejumlah penjara Israel. OKI meminta PBB untuk melakukan intervensi guna membebaskan mereka.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Jumat (23/10) OKI memaparkan kekhawatiran makin memburuknya kondisi kesehatan para tawanan Palestina, di tengah buruknya perlakuan pihak penjara kepada mereka.
OKI menegaskan kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan tawanan Maher al-Akhrasy yang menggelar mogok makan sejak 88 hari lalu, sebagai protes atas penahanan administrative (tanpa dakwaan) kepadanya.
Disebutkan bahwa para tawanan dengan vonis administrative tidak bisa melakukan pembelaan untuk kebebasan mereka, di samping mereka diabaikan tanpa kejelasan masa penahanan.
Kondisi seperti ini dialami sekitar 340 tawanan Palestina, yang menyebabkan mereka menggelar mogok makan, baik individu maupun kolektif, sebagai sarana protes atas kebijakan tidak berprikemanusiaan ini.
OKI meminta PBB untuk menekan pemerintah Israel guna membebaskan semua tawanan Palestina, terutama mereka yang lansia, para wanita dan anak-anak.
Juga meminta untuk melindungi HAM semua tawanan, termasuk menyediakan layanan kesehatan dan protokol keselamatan yang layak bagi mereka.
Disebutkan bahwa penjara Israel tidak menyediakan sarana kesehatan yang layak untuk melindungi para tawanan, termasuk dari wabah Covid 19, sehingga tercatat 19 tawanan Palestina terinfeksi virus tersebut.
Penjajah Israel menahan sekitar 4400 orang Palestina di penjara mereka, termasuk 39 wanita dan 155 anak di bawah umur, seperti dilansir dalam laporan resmi Palestina.
sumber: infopalestina