Di Balik Islamofobia, Jumlah Mualaf di Prancis Meningkat Dua Kali Lipat
Prancis (SI Online) – Di balik aksi penolakan dan kecaman Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung prilaku Islamofobia, terdapat hikmat yang baik.
Jumlah mualaf di Prancis terus mengalami peningkatan dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir walaupun di tengah adanya aksi penghinaan yang dilakukan Macron.
Masjid sahaba yang terletak di Kota Creteil dikenal sebagai masjid para mualaf. Berdasarkan info dari Muslim Convert Stories, setiap harinya ada sepuluh orang yang membaca dua kalimat syahadat. Jadi, ada 3600 mualaf satu tahun.
Menurut beberapa ahli, banyak warga prancis memutuskan jadi mualaf karena ada pengaruh dari Tim Nasional Prancis Nicholas Anelka pada tahun 2004. Lembaga riset asal Amerika Serikat (AS) Pew Research Center (PRC) memprediksi, Islam akan menjadi agama terbesar di dunia pada 2075.
Seperti diketahui, sejak tahun 1960-an, ribuan buruh Arab berimigrasi (hijrah) secara besar-besaran ke daratan Eropa, terutama di Prancis. Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa.
Mereka mendirikan komunitas atau organisasi untuk mengembangkan Islam. Dan secara perlahan-lahan, penduduk Prancis pun makin banyak yang memeluk Islam.
Selain buruh, kedatangan para pelajar Muslim menjadi faktor penting yang mengambil peran besar dalam mendorong penyebaran Islam di jantung negeri Napoleon Bonaparte ini.
Pada 1985, diselenggarakan konferensi besar Islam yang dibiayai Rabithah Alam Islami (Organisasi Islam Dunia). Turut serta dalam konferensi itu 141 negara Islam dengan keputusan mendirikan Federasi Muslim Prancis.
Peristiwa besar ini tidak luput dari perhatian dunia, mengingat kehadiran umat Islam di salah satu negara Eropa selalu menjadi dilema bagi para penguasa setempat, terutama yang menyangkut ketenagakerjaan (buruh) dan masalah sosial.
Hasil konferensi dan terbentuknya federasi Muslim itu berhasil mempersatukan sebanyak 540 buah organisasi Islam di seluruh Prancis dan melindungi 1.600 buah masjid, lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan gedung-gedung milik umat Islam.
Yang lebih menggembirakan, kebanyakan anggota federasi yang menjalankan roda organisasi justru berasal dari kaum muda-mudi Muslim berkebangsaan Prancis sendiri.
sumber: tvonenews/dbs