Maroko Normalisasi Hubungan Maroko dan Israel, Palestina Marah
Jakarta (SI Online) – Maroko menjadi negara keempat yang menormalkan hubungan dengan Israel, setelah Sudan mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel dan menghentikan semua agresi pada negara Yahudi itu pada Oktober.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (10/12/20202), mengumumkan pada Kamis bahwa, “Israel dan Maroko telah menyetujui hubungan diplomatik penuh.”
Dia menyebut kesepakatan itu sebagai “terobosan besar-besaran” untuk perdamaian di Timur Tengah.
Dalam kesepakatan itu, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump mengakui kedaulatan Maroko atas seluruh wilayah Sahara Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Maroko dan Israel akan membuka kembali kantor penghubung di Tel Aviv dan Rabat yang ditutup tahun 2000.
Maroko yang diam-diam mengizinkan wisatawan Israel dalam beberapa tahun terakhir, juga akan mengizinkan penerbangan langsung dengan negara itu.
“Saya selalu percaya bahwa hari bersejarah ini akan tiba,” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari pertama libur Hanukkah seperti dikutip dari AFP.
Menanggapi langkah Maroko itu, Hamas yang berkuasa di Gaza menyebut langkah itu sebagai dosa. Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan hal itu adalah dosa dan tidak melayani rakyat Palestina.
“Pendudukan Israel menggunakan setiap normalisasi baru untuk meningkatkan agresinya terhadap rakyat Palestina dan meningkatkan perluasan pemukimannya,” kata Qassem.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Bassam as-Salhi, juga mengutuk kesepakatan itu.
“Setiap mundurnya orang Arab dari Arab Peace Initiative (2002), yang menetapkan bahwa normalisasi hanya terjadi setelah Israel mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina dan Arab, tidak dapat diterima dan meningkatkan sikap agresif Israel dan penolakannya terhadap hak-hak rakyat Palestina,” kata Salhi, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (11/12/2020).
red: farah abdillah/dbs