Ada Apa dengan Jilbab?
Pemakaian jilbab menjadi polemik. Siswi non muslim di SMKN Padang disebut-sebut telah dipaksa berjilbab. Sontak hal tersebut menuai kecaman.
Kecaman mulai dari intoleran hingga anti Kebhinekaan. Padahal persoalan busana muslimah itu adalah masalah pribadi. Mestinya tidak boleh ada satu orang pun yang menghujat kepada seorang wanita yang memakai busana muslimah.
Sebagai perbandingan. Tatkala ada wanita yang terbuka auratnya baik itu rambut, telinga, leher, lengan, dan betis, bahkan pahanya, berjalan di tempat-tempat umum, tidak ada orang yang mempersoalkannya. Apalagi hingga mem-framing sedemikian rupa. Padahal dengan banyaknya wanita yang terbuka auratnya di tempat umum ikut menyumbang kepada perilaku-perilaku menyimpang seperti pelecehan seksual.
Mengapa untuk persoalan busana muslimah lantas terlontar begitu mudahnya tudingan-tudingan yang terkesan mengkriminalisasi? Tidak hanya mengkriminalisi busana muslimah lebih jauh lagi berpotensi melahirkan perpecahan bangsa.
Buya Gus Rizal dari MUI Sumbar menegaskan bahwa di Sumbar berlaku “Adat Basandi Syara”, yakni adat itu berdasarkan hukum Islam. Selama ini tidak ada persoalan dengan semboyan adat tersebut di Sumbar. Bagi siswi muslimah memang wajib untuk berjilbab. Sedangkan untuk siswi non muslim hanya merupakan himbauan, imbuhnya.
Ketika siswi non muslim tersebut menyadari akan manfaat yang akan diperolehnya dengan memakai jilbab saat di tempat umum, lantas ia memilih berjilbab, itu adalah sebuah kesalahan? Tentunya tidak bisa kita menyalahkan individu tersebut. Bahkan tidak bisa disebut sebagai pemaksaan.
Begitu pula saat pihak sekolah menghimbau kepada siswinya yang non muslim untuk berjilbab, tidak bisa disebut sebagai pemaksaan. Katakanlah disertai dengan penjelasan, namun bila tidak tergerak, ya tidak akan memakai jilbab.
Semestinya semboyan bangsa dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya itu bisa menghormati adat dan aturan yang ada di suatu wilayah negeri ini. Ambil contoh di Sumbar dengan Adat Basandi Syara’-nya. Hal demikian termasuk dari local wisdom dan menjadi khasanah kehidupan negeri yang beragam.