Busyro Muqoddas: Kenapa yang Dicap Radikal Selalu Orang Islam?
Malang (SI Online) – Ketua PP Muhammadiyah, M. Busyro Muqoddas, menceritakan pengalamannya mendampingi para korban sejak zaman Orde Baru hingga sekarang. Melalui pengalaman tersebut Busyro melihat bahwa masyarakat cenderung mengaitkan radikalisme dengan Islam.
“Selama ini yang dicap radikal itu kenapa selalu orang Islam. Hanya umat Islam saja yang sering dijadikan terdakwa permanen sejak orde baru hingga sekarang,” kata Busyro saat menjadi Keynote Speaker dalam Webinar bertema “Menggugat Eksistensi Ektremisme di Indonesia dan Regulasinya”, Senin (15/2/2021).
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menyarankan, dalam memberi label radikal atau ekstremisme kepada seseorang, masyarakat maupun para penegak hukum seharusnya lebih berhati-hati.
Senada dengan Busyro, Guru Besar FH Universitas Diponegoro (UNDIP) Profesor Suteki mengatakan, konsep radikalisme di undang-undang (UU) bersifat lentur dan tidak jelas. Hanya karena berbeda pendapat dengan mayoritas orang maupun penguasa tak lantas orang tersebut bisa diberi label ekstremisme, radikalisme, maupun teroris.
“Saya sering dikatakan radikal maupun ekstrem hanya karena pendapat saya berbeda dari suatu golongan. Padahal saya telah memberikan sudut pandang dari kajian ilmiah dan menjelaskan bahwa pendapat tersebut salah. Ketika mencoba mendeskripsikan radikalisme menurut UU-pun sifatnya sangat lentur sekali,” ujarnya.
sumber: muhammadiyah.or.id