Ade Armando, Dosen UI Ini Sekuler Ekstrem
Namanya Ade Armando. Ia kini dosen ilmu komunikasi di Universitas Indonesia. Dengan koleganya, Ahmad Sahal, Eko Kuntadhi, Denny Siregar dan lain-lain kini ia mengasuh TV Internet, Cokro TV. Tiap hari televisi ini menyajikan ide-ide liberal dan memusuhi tokoh atau kelompok yang ia anggap muslim radikal.
Di edisinya terakhirnya, Ade cerita tentang kisah mengenaskan perempuan yang dipaksa jilbab orang tuanya. Ia juga mengisahkan tentang cerita bahagia mantan mahasiswinya yang mencopot jilbabnya. Tak lupa ia menambahkan data dari Human Right Watch (HRW) tentang perempuan-perempuan yang dipaksa mengenakan jilbab.
Tentu banyak orang yang mendengarkan kisah Ade ini akan mendukung pemikirannya. Sebagai dosen ilmu komunikasi, Ade pintar menyampaikan ide-idenya secara argumentatif. Tapi bagi orang yang paham Ideologi Ade, tentu bisa membuka kecacatan pemikirannya.
Tentang kasus jilbab ini misalnya. Ade sengaja mengangkat satu dua kasus yang mengenaskan tentang jilbab. Ade atau Cokro TV sengaja menutup tentang ribuan cerita bahagia perempuan-perempuan yang mengenakan jilbab. Ade tidak menceritakan ribuan orang yang hijrah mengenakan jilbab dengan sukarela. Puluhan artis semi porno Indonesia yang kini hijrah mengenakan jilbab dan akhlaknya semakin baik, juga tidak diangkatnya.
Memang begitulah ciri khas Ade Armando atau Cokro TV. Dalam berargumen, tidak menampilkan pendapat-pendapat yang berbeda. Mereka hanya mau mengambil data yang sesuai dengan pemikirannya. Data yang tidak sesuai mereka tidak pedulikan, atau mereka buang.
Begitu pula ketika mereka menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, organisasi FPI, Habib Rizieq Syihab, Partai Keadilan Sejahtera, Islamisasi dan lain-lain.
Baca juga: Cokro TV Dukung Komunis
Dalam pembunuhan enam anggota FPI di KM 50 misalnya, mereka mendukung penuh polisi untuk menghabisinya. Mereka hanya menampilkan argumentasi dari polisi dan membuang argumentasi dari ahli-ahli lain. Kini mereka juga gencar mengampanyekan bahwa FPI adalah organisasi para teroris. Ini dikarenakan banyak anggota-anggota FPI yang ditangkap Densus 88 karena terlibat dalam terorisme.
Begitu pula ketika menilai Habib Rizieq. Mereka mendukung Habib untuk dipidanakan. Bagi mereka, Habib dan FPI harus ‘dilenyapkan’ dari bumi Indonesia. Mereka sangat mendukung keberadaan Islam Nusantara atau aliran-aliran Islam yang menganut liberalisme.
Maka tidak heran, bila Ade Armando cs kemudian mengampanyekan feminisme, mendukung LGBT, sekulerisme, anti radikalisme dan lain-lain. Dalam salah satu edisinya, Cokro TV pernah menampilkan Prof Musdah Mulia untuk membahas feminisme dan LGBT.
Bukan hanya di Cokro TV, Ade juga melakukan kampanye besar-besaran sekulerisme di kampus tempatnya mengajar, UI. Di sana ia dan teman-temannya melakukan kampanye anti Islamisasi kampus. Mereka berhasil melobi Rektor UI. Sehingga kini di UI, dosen-dosen yang dianggap radikal (pro Islamisasi kampus), tidak diberi jabatan struktural. Di samping itu, Lembaga Dakwah Kampus Salam UI juga dipindahkan dari markasnya di Masjid UI ke Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa).