Ramadhan di Tengah Pandemi di Gaza
Gaza (SI Online) – Ramadhan adalah bulan mulia yang dinanti semua umat muslim di dunia, tak terkecuali umat muslim di Jalur Gaza, Palestina.
Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Gaza menyambut Ramadhan kali ini masih dengan berbagai krisis kemanusiaan yang melanda akibat blokade.
Harga kebutuhan pokok meningkat. Beberapa warga yang masih cukup mampu, menghias rumah-rumah mereka dengan lampion Ramadhan dan lampu-lampu tali.
Dari sektor keamanan masih kondusif. Tidak ada serangan meski pesawat tempur tanpa awak milik zionis Israel masih terus beroperasi di langit Gaza selama 24 jam.
Tidak hanya krisis kemanusiaan, Ramadhan di Gaza juga diwarnai dengan jumlah kasus Covid-19 yang masih terus bertambah. Per tanggal 21 April 2021, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza merilis penambahan kasus baru di Gaza dalam 24 jam terakhir sebanyak 1.268 sehingga total kasus Covid-19 terkonfirmasi di Gaza sebanyak 93.910. Sementara kasus aktif 19.178, sembuh 73.924 dan sebanyak 808 meninggal dunia.
Relawan MER-C di Gaza, Reza Aldilla Kurniawan menyampaikan, Pemerintah Palestina di Gaza kembali menerapkan sejumlah pembatasan kepada warganya untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di wilayah ini.
Pembatasan yang diterapkan diantaranya pemberlakuan aturan jam malam untuk kendaraan bermotor selepas shalat maghrib setiap hari. Bahkan pada Jumat dan Sabtu, penggunaan kendaraan bermotor dihentikan secara total.
“Warga hanya boleh berkeliaran ke luar rumah tanpa kendaraan,” ujarnya.
Sementara aktivitas ibadah di masjid untuk Ramadhan tahun ini masih diperbolehkan.
“Pemerintah membolehkan warga shalat berjamaah di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu shaf berjarak, menggunakan masker dan membawa sajadah dari rumah,” ungkap Reza.
Hal ini dimanfaatkan Reza dan dua relawan Indonesia lainnya untuk shalat taraweh berjamaah di masjid terdekat dengan Wisma dr. Joserizal Jurnalis, SpOT yang mereka tempati, yaitu masjid Glebo yang berjarak sekitar 200 meter dari Wisma.
red: adhila