Air Mata Surga di Palestina
Pernahkah melihat berlian? Ya berkilau dan mahal harganya, tapi ia bisa dibeli dan dimiliki bagi setiap individu-individu yang memiliki segudang harta.
Tapi tahukah kita, bahwa berlian yang satu ini takkan bisa dibeli dan dimiliki setiap insan, meski ia mempunyai segudang harta. Ia adalah air mata saudara saudari kita di Palestina.
Kita iri dengannya, karena setiap ia tumpah dari setiap jiwa-jiwa yang terdzolimi, maka ganjarannya adalah surga. Betapa tidak, mereka sudah ridha atas ketetapan Allah. Dan kita patut iri terhadap mereka.
Mati syahid adalah cita-cita mereka. Al-Aqsa adalah jantung kaum muslimin, mereka jaga dan perjuangkan dari tangan-tangan binasa zionis Israel laknatullah!
Renungkan, kita sampai hari ini masih diberikan umur yang panjang, apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk Islam? Maha suci Allah yang telah menjadikan saudara saudari kita di sana sebagai insan pilihan, karena kita takkan mampu melakukan itu.
Mungkin donasi sedikit meringankan beban mereka disana, doa dan dukungan tak berhenti mengalir disetiap permohonan kita kepada yang maha Khaliq, tapi kita bisa apa. Sekat nasionalisme menjadikan kita seperti berada di suatu ruang yang terbakar, tapi kita tidak mampu keluar darinya untuk membebaskan diri dan menolong saudara saudari kita disana.
Perih hati kita, setiap membuka medsos (media sosial) hanya kabar dan berita duka yang kita bisa saksikan. Teriris hati ini wahai Allah saat melihat saudara kami disana dizalimi dan disiksa tiada henti. Rasanya remuk sudah tulang dan tubuh kita.
Tubuh dan kepala tak lagi tersambung, tangan dan kaki telah patah entah dikenai senjata atau bangunan yang runtuh akibat serangan bom Israel laknatullah, jangankan di Mesjid, di dalam rumah sendiri pun mereka seperti perampok yang dipaksa dan diseret keluar tanpa ampunan.
Mereka benar-benar sekutu syetan, sampai-sampai tangisan anak-anak, wanita hamil, dan orang tua renta tak dipedulikan.
Andai saja pengusaha-pengusaha negeri muslim bersatu dan mau mengirimkan bantuan militer kita disana, pasti tidak akan ada yang terzalimi. Namun berharap perisai kaum muslimin akan nampak sangat tidak mungkin, jika kita tidak bersatu.
Bayangkan saat Sultan Hamid II berkuasa saat itu, mulai berdatanganlah orang-orang Yahudi dari berbagai diaspora negara-negara Eropa untuk menduduki dan menguasai wilayah tanah Palestina yang telah dibebaskan oleh kaum muslimin sejak 400 tahun yang lalu.
Namun, kekhalifahan Turki Utsmani telah mengeluarkan dekrit yang melarang didirikannya permukiman permanen Yahudi di Palestina, sekaligus menolak izin perpindahan bangsa Yahudi ke Palestina sejak 1882.