Ismail Haniyyah: Kelompok Perlawanan Bersatu Memukul Israel dengan Serangan Keras
Gaza (SI Online) – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyyah mengatakan gerakannya dan kelompok perlawanan lainnya di Gaza telah memukul Israel dengan keras yang “akan meninggalkan efek menyakitkan pada Israel dan masa depannya.”
“Kelompok perlawanan berdiri bersatu dan memukul musuh (Israel) dengan serangan keras yang akan meninggalkan efek yang dalam pada entitas (Israel), masyarakatnya, lembaga keamanan dan militernya serta masa depannya di tanah yang diberkati ini (Palestina),” ungkap Ismail Haniyyah dalam pidato di televisi, seperti dilansir Sindonews.com.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel mulai berlaku pada jumat pukul dua dini hari untuk mengakhiri 11 hari pertempuran.
Ismail mengatakan, Gaza membela Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Syekh Jarrah di Yerusalem Timur di mana banyak keluarga diancam dengan perintah penggusuran.
Baca juga:
- Dinihari Gencatan Senjata, Siang Harinya Polisi Israel Serang Jamaah Masjidil Aqsa
- Pemimpin Oposisi Israel Sebut Hamas Memenangkan Perang Media
“Perlawanan memiliki masalah nasional yakni membebaskan Palestina dan para tahanan [Palestina] serta kembalinya (para pengungsi Palestina),” tutur Ismail.
Sebelumnya, meski menyepakati gencatan senjata, namun Hamas mengaku tetap waspada.
“Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa kami tetap waspada dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini,” kata Ezzat El-Reshiq, seorang anggota Biro Politik Hamas.
Dia mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa tuntutan gerakan itu juga termasuk melindungi masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Dia juga menekankan soal kebijakan untuk mengakhiri penggusuran beberapa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Reshiq menggambarkan hal itu sebagai “garis merah”.
“Apa yang terjadi setelah pertempuran ‘Pedang Yerusalem’ tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka,” kata Reshiq. []