Indonesia Harus Jadi Inisiator Kemerdekaan Palestina
Palestina adalah masalah kita, masalah umat Islam sedunia di mana perampasan hak dan tanah air sebuah bangsa yang merdeka dijajah oleh kaum Zionis Yahudi Israel. Maka di sini kita menyaksikan sebuah praktik pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dirampas bangsa lain di era globalisasi ini.
Kejadian yang dialami bangsa Palestina saat ini bukanlah kejadian perang sejenak tapi ia menjadi pekerjaan panjang bangsa Palestina. Dimana mereka berhadapan dengan gelombang ekspansi Zionis Yahudi Israel namun para pendatang Zionis Yahudi Israel ini tidak pernah puas dengan berbagai kesepakatan yang dibuat, mereka selalu mengingkarinya hingga saat ini.
Masalah Palestina tidak bisa disebut masalah lokal negara itu saja. Atau sebuah kejadian regional saja. Jika kita berfikir seperti itu, kelak kita akan melihat berdirinya markas Zionis Yahudi Israel di negara kita dan negara lain, dan peristiwa agresi militer seperti yang dialami bangsa Palestina bisa saja terjadi di negara kita dengan pelaku yang berbeda. Maka dari itu, berdiri melawan kekejaman dan kedegilan Zionis Yahudi Israel ini bukan hanya dengan kerja-kerja diplomasi internasional saja tapi harus didorong dengan semangat akidah Islam masyarakat Islam dunia.
Baca juga:
Jika kita memandangnya dengan akidah Islam maka tidak ada sekat antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain yang mengalami penjajahan seperti Palestina. Sekat-sekat nasionalisme akan runtuh ketika berhadapan dengan prinsip ukhuwah Islamiyah. Masalah Palestina bukan masalah orang lokal bangsa Palestina saja, bukan masalah negara yang berdekatan dengannya saja seperti Mesir dan negara-negara Arab. Tapi ini masalah masyarakat dunia Islam. Maka, Ketika Zionis Yahudi Israel menciptakan bentrokan dengan bangsa Palestina, maka ini adalah sinyal Zionis Yahudi Israel sedang menciptakan bentrokan internasional di mana yang menghadapinya adalah masyarakat Islam sedunia.
Untuk menegaskan maksud itu, Pemerintah Indonesia harus menjadi inisiator dari terwujudnya kongres umat Islam se-dunia untuk meletakkan dasar-dasar perjuangan umat Islam di masa depan khususnya memerdekakan Palestina, mencari penyelesaian yang adil dan memanfaatkan kekuatan bersama untuk menghentikan agresi militer Zionis Yahudi Israel.
Usaha-usaha politik adalah untuk mengembalikan tanah bangsa Palestina yang dijarah Zionis Yahudi Israel harus konkret, seperti meruntuhkan dinding pembatas yang Zionis Yahudi Israel bangun sepanjang 750 km itu, mengembalikan mata uang Palestina, mengembalikan rumah-rumah bangsa Palestina yang dijarah, membersihkan Masjidil Aqsha dari tentara Zionis Yahudi Israel, membersihkan semua pintu-pintu masuk ke Palestina dari penjagaan militer Zionis Yahudi Israel dan mengakui kedaulatan negara Palestina kembali seperti dahulu.
Oleh karena itu, Muslimat Dewan Da’wah mengusulkan sejumlah poin, antara lain:
Pertama, menyepakati bahwa urusan Palestina bukan urusan lokal antara Palestina dan Zionis Yahudi Israel atau urusan regional negara yang berdekatan dengannya dan tidak boleh ada negara yang berdekatan dengannya merasa paling berhak menjadi broker (mewakili negara lain dalam forum-forum internasional) bagi urusan perjuangan kedaulatan dan pemulihan negara Palestina. Tidak boleh ada negara yang cenderung memanfaatkan konflik yang terjadi di Palestina.
Kedua, menyatukan hati dan pikiran masyarakat Islam dunia agar konsisten merintis penyelesaian-penyelesaian kedaulatan Palestina yang secara terus menerus berhadapan dengan penindasan dan penjajahan Zionis Yahudi Israel.
Ketiga, Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Muslim dunia, harus fokus memperhatikan saudara Muslimnya di negara lain yang memerlukan pertolongan dan menyisihkan energi, waktu dan sumber daya yang dimiliki.