KPK Digoyang : Akan Dibawa Kemana Lembaga Anti-Rasuah Itu?
Greget sekaligus cemas menyaksikan sepak terjang dinamika KPK dibawah nakhoda sekarang. Ada banyak hal yang buat curiga sekaligus mencurigakan. Mulai dari isu Taliban, wawasan kebangsaan sampai memuncak pada rencana pemutusan kerja terhadap 51 pegawai KPK karena tidak lolos tes yang tengah dilakukan.
Isu pemantapan wawasan kebangsaan mencuat, kareana ada kecurigaan dari aparat negara bahwa KPK telah disusupi oleh paham yang ekstrem. Tentu saja ini menjadi sorotan publik karena kesan yang ada apa yang sekarang buat gaduh adalah upaya pelemahan terhadap KPK agar lesu menangkap para tikus berdasi.
Segala macam cara dilakukan agar KPK tak bertaji sehingga koruptor diberi angin segar, karena mereka telah menyebar di pos sentral negara. Kekuasaan menjadi alat untuk memukul ruang gerak KPK.
Kita bisa melihat pada kasus penyiraman terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Betapa ruang hati kita seperti dicocoki kerikil karena kasusnya yang terlihat vulgar. Novel harus puas menerima kenyataan dengan sebelah matanya yang tak lagi normal seperti sedia kala.
Bahkan kata Pak Hehamahua, para penyidik lapangan sering mengalami atau diteror saat menyelediki sebuah kasus. Ada yang akan ditabrak, dibunuh, dan hal lain yang sengaja untuk menutup kasus yang merugikan bangsa. Padahal mereka berjuang tulus untuk membasmi para tikus yang merusak tanaman yang melahirkan jerit tangis jelata di seantero negeri yang dicuri haknya oleh para manusia ‘terhormat’ itu.
Melihat kenyataaan ini, akan dibawa kemana nasib KPK?
Apakah upaya pelemahan akan terus terjadi sampai KPK mati dan tak lagi punya gerak lagi?
Sampai di sini, perlu kita dan para petinggi memikirkan akan eksistensi KPK untuk nasib bangsa lebih baik. Sudah tak relevan sekat dan kepentingan semu dikedepankan. Ini bukan tentang parpol atau ormas apalagi kelompok. Ini tentang nasib bangsa ke depan agar punya marwah dan asa bebas dari polusi KKN yang masih merajalela. Tetap kuat KPK, semoga makin kuat dan kembali ganas menangkap musang yang menggerogoti kekayaan bangsa. Tangkap dan tindak! Wallahu ‘alam. []
Pandeglang, 26/5/21
Mahyu An-Nafi