Inilah Mohammad Deif, Komandan Al-Qassam yang Paling Diburu Zionis Israel
Gaza (SI Online) – Komandan Brigade Izzuddin al-Qassam, Mohammed Deif, menjadi salah satu pejuang Palestina yang paling diburu militer Zionis Israel. Kemunculannya yang sangat misterius, membuat Deif sulit dibunuh Zionis, bahkan dalam pertempuran 11 hari lalu.
Sebelumnya, sebuah rekaman audio dari seorang pejuang Palestina mengirimkan peringatan yang tidak menyenangkan ke Israel bulan ini. Suara peringatakan itu mengatakan Israel akan membayar “harga mahal” jika tidak memenuhi tuntutan Hamas, kelompok pejuang Islam yang menguasai Jalur Gaza.
Suara itu adalah suara Mohammed Deif, sang komandan Brigade Izzuddin al-Qassam yang sulit dicari, ditangkap atau pun dibunuh militer Zionis Israel. Dari Gaza, Deif telah memecah kebisuannya untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
Tetapi ketika peringatannya tidak diindahkan, pertempuran mengguncang Israel dan Gaza selama 11 hari sebelum gencatan senjata disepakati.
Meskipun Deif berada di garis tembak militer Zionis, tetapi dia bukan salah satu dari mereka yang disebut tewas.
“Sepanjang operasi, kami telah mencoba membunuh Mohammed Deif,” kata Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Hidai Zilberman, yang dilansir New York Times.
Seorang pejabat IDF mengonfirmasi kepada BBC bahwa setidaknya dua upaya untuk membunuh Deif dilakukan selama konflik. Kegagalan IDF itu menambah daftar tujuh tujuh upaya pembunuhan terhadap Deif selama dua dekade.
“Permainan kucing dan tikus” yang berlarut-larut ini telah membuat frustrasi militer Israel, yang bertujuan untuk membunuh banyak komandan tertinggi Hamas selama konflik terbaru.
“Mereka jelas memiliki daftar orang yang mereka yakini secara unik penting bagi kemampuan militer Hamas,” kata analis keamanan Timur Tengah, Matthew Levitt kepada BBC, Senin (31/5/2021).
“Di bagian atas daftar itu adalah Mohammed Deif.”
Banyak dari apa diketahui tentang Deif berasal dari laporan di media Israel dan Palestina. Mereka mengatakan bahwa Deif lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza pada 1965, ketika wilayah itu diduduki oleh Mesir.
Nama lahirnya adalah Mohammed Diab Ibrahim al-Masri tetapi, karena hidupnya berpindah-pindah untuk menghindari serangan udara Israel, ia kemudian dikenal sebagai Deif, yang berarti “tamu” dalam bahasa Arab.