Apresiasi Perjuangan UAH untuk Palestina, Presiden ACT: Tanpa Ulama, Umat Bergerak Tanpa Arah
Jakarta (SI Online) – Krisis kemanusiaan di Palestina adalah permasalahan pelik dan akut, ibarat benang kusut yang sulit terurai. Butuh perjuangan panjang dan solid dari berbagai pihak. Tak hanya dari pihak internal Palestina sendiri, tetapi juga berbagai elemen masyarakat dunia.
Beragam elemen masyarakat dunia ini misalnya pemerintahan, masyarakat sipil, lembaga kemanusiaan, komunitas, artis, atlet, akademisi, pengusaha, dan para ulama. Kehadiran ulama di tengah permasalahan Palestina dengan zionis Israel sangatlah penting dan tidak bisa dikesampingkan. Karena ulama lah, umat tergerak untuk peduli terhadap perjuangan bangsa Palestina.
“Jika bukan ulama yang menggerakkan hati, yang mencerahkan, dan yang menyampaikan hal-hal yang benar tentang kondisi Palestina di mana terdapat tempat suci Al-Quds di dalamnya, lalu siapa lagi? Ulama adalah pewaris para nabi di dunia, seorang ahli ilmu yang berbicara dengan ilmunya,” kata Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar, Senin (31/5/2021).
Ibnu melanjutkan, tanpa dukungan ulama, mungkin umat tidak akan tergerak untuk ikut peduli terhadap penderitaan bangsa Palestina. Umat yang tergerak dan percaya akan perkataan yang disampaikan para ulama, karena mereka sadar akan hadis Rasulullah yang menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi.
“Atas perjuangan dan gerakan yang dilakukan para ulama seperti MUI, Buya Yahya, Ustaz Adi Hidayat dan seluruh ulama di belahan dunia mana pun, yang telah mengajak umat untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan kebiadaban zionis Israel, kami ucapkan terima kasih. Tanpa ajakan dan seruan ulama, umat bisa bergerak tanpa arah dan tak tahu harus berbuat apa,” jelasnya.
Baca juga:
- Siap Laporkan Buzzer Tukang Fitnah, UAH: Hukum Harus Ditegakkan
- UAH Salurkan Donasi Rp14,3 Miliar untuk Pembangunan RS Indonesia di Hebron Melalui MUI
- Al-Quds Memanas, ACT: Darurat Al-Aqsha, Selamatkan Palestina
Peran ulama seperti Ustaz Adi Hidayat (UAH) misalnya, telah mampu menggerakkan umat secara masif untuk bersatu dan bersama-sama mendukung serta membantu perjuangan rakyat Palestina. Gerakan yang dilakukan UAH adalah nyata bukan kata-kata, aksi dan bukan fiksi, konkret dan bukan abstrak, serta jelas tak seperti suara dengungan lebah.
“Bantuan-bantuan yang dikumpulkan oleh Ustaz Adi Hidayat disalurkan kepada lembaga dan orang-orang kredibel dan akan digunakan untuk berbagai kebutuhan mendesak, pembangunan rumah sakit/infrastruktur, dan program pendidikan bagi rakyat Palestina. Atas nama lembaga, ACT sangat mengapresiasi kiprah yang Ustaz Adi Hidayat lakukan,” tutur Ibnu.
Sebagai lembaga kemanusiaan yang telah bersinergi dengan banyak kalangan dan ulama dalam membantu perjuangan bangsa Palestina, ACT siap mendampingi Palestina hingga mencapai kemerdekaannya. Ini bukanlah kerja yang singkat, melainkan perlu waktu yang cukup panjang dan dukungan banyak pihak.
Untuk mewujudkan keinginan luhur tersebut, ACT telah menyiapkan tujuh program pemulihan untuk mengembalikan kondisi Palestina yang hancur akibat serangan zionis Israel. Ketujuh program mencakup semua sektor kehidupan dan harus diwujudkan secara gotong royong dan bersama-sama.
“Tujuh program ACT untuk memulihkan Palestina di antaranya membangun kembali hunian yang hancur, membuat sarana dan prasarana air bersih, menyediakan pangan dan bahan makanan, pengadaan ambulans, membangun rumah wakaf Palestina, membantu keluarga Palestina dengan menghubungkannya dengan keluarga Indonesia melalui Sister Family Palestine-Indonesia, dan menyediakan listrik,” jelas Ibnu. []