Megawati, Apa yang Kau Cari?
Universitas Pertahanan akan memberikan gelar Profesor Kehormatan atau Guru Besar Tidak Tetap kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Penganugerahan gelar Guru Besar tersebut direncanakan akan dilakukan pada Jumat 11 Juni 2021.
Presiden kelima ini sebenarnya telah mengantongi sembilan gelar doktor honoris causa dari berbagai universitas. Megawati sendiri tidak pernah menyelesaikan kuliahnya di perguruan tinggi. Ia pernah kuliah di Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia.
Meskipun begitu, Mega menyatakan bahwa dirinya senang baca, bertanya, dan berdiskusi. Hal itu yang menurutnya mungkin ia mendapat doktor honoris causa.
Mega mendapat gelar doktor kehormatan yang kesembilan dari dari Universitas Soka di Jepang di bidang kemanusiaan. Ia mendapat gelar itu pada Januari 2020.
Delapan gelar doktor honoris causa lainnya, di antaranya adalah dari: Waseda University (Jepang), Moscow State Institute of International Relations (Rusia), Korea Maritime and Ocean University (Korea Selatan), Mokpo National University (Korea Selatan), Fujian Normal University (China). Sedangkan dari dari dalam negeri dari: Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Negeri Padang, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Riwayat Megawati
Megawati pernah bercerita, orang yang membujuknya masuk Partai Demokrasi Indonesia (sekarang PDIP) adalah Sabam Sirait. Peristiwanya terjadi sekitar tahun 1980an. Saat itu, tak ada satu pun keluarga Soekarno yang tampil di kancah politik. Putra-putri Soekarno membuat kesepakatan pada 1982 untuk tidak berpartisipasi aktif dalam salah satu organisasi sosial politik peserta pemilu.
Kesepakatan yang dibuat pada 1982 itu mengacu pada sikap politik Soekarno yang untuk berdiri di atas semua golongan dan partai politik. Mereka menilai tidak ada organisasi yang meneruskan semangat marhaenisme ajaran Soekarno.
Menurut Kompas.com, di pertengahan tahun 1980an, di sebuah restoran di daerah Kemayoran, Sabam bersua dengan Megawati dan almarhum Taufik Kiemas, suami Megawati. Sabam mengajak keduanya berkiprah di PDI. Megawati cuma tertawa mendengar tawaran itu. Mana mungkin keluarga Soekarno bisa berpolitik.
Megawati akhirnya menerima tawaran Sabam. Pada Pemilu 1987, nama Megawati dan adiknya, Guruh Soekarnoputra, muncul dalam daftar calon anggota DPR dari PDI.
Mega yang semula menolak masuk politik, akhirnya berkeliling untuk kampanye bersama suaminya, Taufik Kiemas, guna merebut simpati rakyat. Terbukti, sosok Megawati menjadi faktor determinan yang mendongkrak suara PDI. Karisma Soekarno masih membara di hati rakyat kebanyakan. Megawati seolah merepresentasikan karisma ayahnya. Gambar-gambar Soekarno bermunculan dalam kampanye PDI. Hasilnya, PDI mampu merebuat 40 kursi DPR pada Pemilu 1987.
Angka yang fantastis kala itu karena dalam pemilu 1982 PDI hanya mampu meraih 24 kursi. Megawati terpilih menjadi anggota DPR. Dalam struktur partai, ia juga didapuk sebagai Ketua PDI cabang Jakarta Pusat.