Klaim Jerman Dibentuk Kristen, Mendagri: Islam tidak Punya Tempat
Berlin (SI Online) – Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan ia meyakini bahwa ‘Islam tidak mempunyai tempat’ di negara Jerman, suatu pernyataan yang bertolak belakang dengan sikap Kanselir Angela Merkel.
Menteri yang baru menjabat di kabinet koalisi pimpinan Angela Merkel ini mengatakan hal tersebut ketika menjabarkan serangkaian kebijakan dalam bidang imigrasi.
Dalam wawancara dengan surat kabar besar, Bild, Seehofer mengatakan Jerman selama ini “dibentuk oleh agama Kristen”, dan tidak semestinya membiarkan tradisi-tradisinya sendiri mati.
“Tidak. Islam tidak mempunyai tempat di Jerman. Jerman dibentuk oleh agama Kristen,” katanya.
“Muslim yang tinggal bersama kita tentu mempunyai tempat di Jerman… Tetapi hal itu tidak berarti bahwa kita harus, atas pertimbangan palsu demi pihak lain, menyerahkan tradisi dan adat kita,” tambahnya.
“Muslim perlu tinggal bersama kita, tidak di samping kita atau menentang kita.”
Horst Seehofer sudah lama menjadi pengkritik vokal dari kebijakan-kebijakan pengungsi yang diambil oleh Kanselir Angela Merkel. Komentarnya kali ini dipandang sebagai upaya untuk menarik kembali suara dari tangan partai Alternatif untuk Jerman (AfD).
Ia mengetuai partai Uni Sosial Kristen (CSU) yang berbasis di negara bagian Bavaria.
Angela Merkel langsung berusaha menjauhkan diri dari komentar Mendagri Horst Seehofer yang menyebutkan bahwa Islam tidak mempunyai tempat di Jerman.
“Negara kita sangat dipengaruhi oleh agama Kristen -dan pengaruh Yahudi- tetapi pada saat yang sama terdapat empat juta Muslim hidup di Jerman.”
“Dan mereka juga menjalankan agama mereka di sini dan orang-orang Islam tersebut juga mempunyai tempat di Jerman sehingga agama mereka, Islam, juga mempunyai tempat di Jerman,” tegas Merkel, Jumat (16/03).
Pada 2015, di tengah maraknya aksi protes menentang kedatangan para migran, Angela Merkel mengatakan ia yakin Islam merupakan bagian dari Jerman, mengulangi pernyataan mantan Presiden Christian Wulff.
Lebih dari satu juta migran, termasuk pengungsi, tiba di Jerman setelah Merkel membuka pintu bagi para pencari suaka dari Suriah tahun 2015.
Reaksi yang timbul akibat kebijakannya ini membantu mengantarkan partai sayap kanan AfD menduduki parlemen nasional untuk pertama kalinya melalui pemilihan umum tahun lalu.
Akibat yang lain, partai pimpinan Merkel, CDU, mencatat pencapaian terburuk selama hampir 70 tahun.
Pembentukan koalisi memakan waktu lama dan tercatat sebagai periode pembentukan koalisi terlama di Jerman sesudah masa perang. Baru pada Rabu (14/03) Angela Merkel diambil sumpahnya sebagai kanselir untuk masa jabatan keempat.
Berdasarkan perjanjian koalisi, kubu konservatif CDU-CSU dan Partai Sosial Demokratik Jerman (SPD) sepakat untuk membantasi migran ke Jerman.
Sumber: BBC Indonesia