Lagi, Migran Muslim di Kanada Ditikam Pengidap Islamofobia
Jakarta (SI Online) – Hanya selang beberapa pekan setelah pembunuhan sebuah keluarga Pakistan yang mengejutkan dunia, seorang migran Muslim di Kanada diserang dengan pisau oleh para penyerang diduga Islamofobia, lapor media lokal.
Dua penyerang menikam dan menghina warga asal Pakistan Muhammad Kashif pada Jumat (25/06) di kota Saskatoon, provinsi Saskatchewan.
Harian Starphoenix melaporkan, Kashif (32) diserang saat dia kembali ke rumahnya pada malam hari, mengenakan pakaian tradisional Muslim.
Baca juga:
- PM Kanada Sebut Penabrakan Satu Keluarga Muslim sebagai Serangan Teroris
- Ribuan Warga Kanada Gelar Aksi Solidaritas untuk Keluarga Muslim Korban Teroris
- Kutuk Teror Pembunuhan Keluarga Muslim, HNW Dukung PM Kanada Perangi Islamofobia
Dia mengatakan para penyerang menikamnya dari belakang saat mereka mengumpat, “Mengapa kamu mengenakan pakaian ini?” “Mengapa kamu di sini?” dan “Kembalilah ke negaramu. Aku benci Muslim.”
Mereka juga berteriak, “Dan mengapa kamu memiliki janggut ini?” Lantas para penyerang memotong sebagian janggut Kashif.
Dia kemudian ditikam di lengan dan harus mendapatkan 14 jahitan di rumah sakit.
Penyerang ketiga mungkin telah menunggu dua penyerang pertama di mobil hijau terdekat, kata Kashif.
Polisi meluncurkan investigasi atas serangan tersebut.
Charlie Clark, walikota Saskatoon, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “terkejut dan sedih” atas serangan itu.
“Kelompok-kelompok yang menyebarkan supremasi kulit putih, Islamofobia, dan segala bentuk diskriminasi lainnya perlu diselidiki dan dimintai pertanggungjawabannya,” ujar dia.
“Kita juga harus menghadapi tindakan rasisme dan diskriminasi individu,” tambah Clark.
Kashif, yang beremigrasi dari Pakistan ke Kanada 20 tahun lalu, mengatakan dirinya khawatir dengan keselamatan istri dan tiga anaknya, yang berusia antara tiga hingga delapan tahun.
Serangan itu menyusul insiden 6 Juni di mana empat anggota keluarga Pakistan di Ontario – usia sembilan hingga 74 tahun – ditabrak truk dalam tindakan yang disebut polisi sebagai “aksi terencana, terencana, dimotivasi oleh kebencian.”
sumber: anadolu agency