Ketegangan Aljazair-Maroko Meruncing
Aljir (SI Online) – Aljazair telah memutuskan untuk “meninjau” hubungannya dengan Maroko, yang dituduh terlibat dalam kebakaran mematikan yang melanda bagian utara negara itu, menurut sebuah pernyataan dari kepresidenan Aljazair.
“Tindakan permusuhan yang terus-menerus dilakukan oleh Maroko terhadap Aljazair, telah mengharuskan peninjauan kembali hubungan antara kedua negara dan intensifikasi kontrol keamanan di perbatasan barat,” kata pernyataan itu, seperti dilansir Africanews.
Keputusan ini diambil selama pertemuan luar biasa Dewan Keamanan Tinggi Aljazair, yang diketuai oleh Kepala Negara Abdelmadjid Tebboune dan dikhususkan untuk penilaian situasi setelah kebakaran hutan besar yang telah menewaskan sedikitnya 90 orang di utara negara itu.
Aljazair kemudian melakukan militerisasi perbatasan dengan Maroko, dan mempertimbangkan untuk menutup wilayah udara, demikian dilansir berbagai media internasional 21 Agustus lalu
Perbatasan antara rival regional Aljazair dan Maroko telah ditutup sejak tahun 1994, tetapi Aljazair telah mengizinkan sekitar 30 rumah tangga petani Maroko untuk menggunakan area tanah pertanian yang dikenal oleh orang Maroko sebagai Arjal dan oleh orang Aljazair sebagai oasis Laaroda.
Pasukan keamanan Maroko berjaga-jaga saat para petani Maroko memprotes di kota perbatasan Figuig.
Hubungan antara Maroko dan Aljazair telah berubah menjadi berbahaya setelah Aljazair melakukan militerisasi perbatasannya dengan Maroko. Pengamat tidak mengesampingkan kemungkinan menutup wilayah udara yang dibagi dengan tetangga baratnya.
Dewan Tinggi Negara Aljazair, yang dipimpin oleh Presiden Abdelmadjid Tebboune, mengadakan pertemuan luar biasa, dan menuduh Rabat mengancam stabilitas dan keamanan Aljazair dengan berkoordinasi dengan Israel.
Dalam pernyataannya, dewan menuduh pihak berwenang Maroko menyebabkan kebakaran di negara itu dengan bantuan gerakan Kemerdekaan Kabyle MAK, sambil mengumumkan niatnya untuk mempertimbangkan kembali hubungan dengan Maroko.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra menuduh Maroko berkoordinasi dengan Israel untuk mengacaukan Aljazair dan mengecam pernyataan menteri luar negeri Israel, yang berbicara tentang koordinasi antara Aljazair dan Iran selama kunjungannya ke Rabat.
Pers Aljazair sedang melancarkan kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Maroko, sebagaimana surat kabar Algérie Patriotique melaporkan bahwa Aljazair sedang berencana untuk menangguhkan hubungan udara antara Aljir dan Casablanca serta mempertimbangkan kembali hubungan bilateral antara kedua negara.
Surat kabar itu, yang dimiliki oleh mantan Menteri Pertahanan Khaled Nizar, mengkonfirmasi bahwa tentara Aljazair telah melakukan militerisasi perbatasan dengan Maroko dan mengumumkan keadaan darurat yang luar biasa.
Pada gilirannya, Maroko telah mengintensifkan kehadiran militernya di perbatasan, dan ada ketakutan ketegangan akan meruncing mengarah ke pertempuran militer.
Maroko dan Aljazair sudah puluhan tahun bersengketa terkait wilayah Sahara Barat, yang terletak di perbatasan Maroko dan Aljazair. Sejak awal 1990-an wilayah itu sudah ditutup karena terjadinya perebutan kedaulatan di sana.
Red: Agusdin/dbs