Menlu Retno: Indonesia Terus Observasi Afghanistan
Jakarta (SI Online) – Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Afghanistan, terutama setelah kelompok pejuang Taliban merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus lalu.
Selain memantau situasi keamanan dan politik di Afghanistan, Indonesia juga menanti implementasi janji-janji Taliban, demikian dilansir medco.id, Kamis (26/08/2021)
Taliban pada awal menguasai Afghanistan berjanji akan membentuk pemerintahan inklusif, melindungi hak-hak perempuan, memberikan amnesti umum, dan sebagainya.
“Waktu yang akan membuktikan apakah akan terjadi perubahan di Taliban, karena pernyataan mereka mengenai inklusif, masalah perempuan dan sebagainya, itulah yang kita harapkan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Selasa, 24 Agustus 2021 lalu.
“Kita ingin melihat bahwa (janji-janji) itu akan diimplementasikan, karena dorongan ke arah itu sudah ada sejak lama kita lakukan,” sambungnya.
Dalam pertemuan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang menggelar Open-Ended Extraordinary Meeting of the OIC Executive Committee at the Level of Permanent Representatives on the Situation in Afghanistan di Markas OKI di Jeddah, 22 Agustus 2021, delegasi RI menyampaikan penekanan kepada tiga hal kunci.
Pertama, masa depan Afghanistan harus diupayakan secara damai melalui proses rekonsiliasi nasional yang dipimpin dan dimiliki bangsa Afghanistan (Afghan-led dan Afghan-owned).
Kedua, proses rekonsiliasi nasional Afghanistan hanya dapat diraih dengan persatuan dan solidaritas seluruh pihak di Afghanistan.
Ketiga, tidak akan ada perdamaian atau stabilitas di Afghanistan tanpa partisipasi penuh, setara, dan berarti dari kaum perempuan.
Menurut Menlu Retno, situasi di Afghanistan masih sangat cair walau Taliban sudah merebut ibu kota. Proses negosiasi internal antara Taliban dan sejumlah pejabat tinggi Afghanistan masih berlanjut, termasuk mengenai seperti apa dan siapa saja yang akan duduk di pemerintahan mendatang.
Karena belum ada sistem pemerintahan yang jelas di Afghanistan, Menlu Retno mengatakan bahwa langkah terbaik saat ini adalah “mengobservasi.” Observasi ini dapat dilakukan karena Indonesia masih membuka misi diplomatik di Kabul, di saat beberapa negara lain memilih membekukan atau menutup sepenuhnya.
Di titik ini, lanjut Menlu Retno, Indonesia belum dapat berkata lebih lanjut lagi mengenai Afghanistan.