Wakil Wantim MUI: Sikapi Dai Mantan Pendeta dengan Bijak
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Didin Hafidhuddin meminta semua pihak untuk menyikapi keberadaan dai mantan pendeta dengan bijak.
Kiai Didin berbaik sangka bahwa dai yang sebelumnya beragama lain ketika berdakwah itu meyakinkan tentang kebenaran Islam.
“Mungkin beliau menyampaikan tentang semacam perbandingan agama. Kenapa ia memilih Islam, ia bersyukur kepada Allah SWT dan ia yakin bahwa kebenaran itu datangnya dari Allah SWT yang dia tidak ragukan lagi,” jelas Kiai Didin dikutip Suara Islam Online dari kajian online melalui Kalam TV, Ahad (29/8/2021).
Menurut Kiai Didin, para dai yang menyampaikan ceramah secara komprehensip harusnya disikapi dengan bijak, tidak kemudian dituduh macam-macam.
“Karena sebenarnya para dai itu tidak ada istilah melakukan penistaan pada suatu agama, hanya mungkin menjelaskan ketidaksesuaian dengan Al Quran dan ajaran Islam, saya yakin seperti itu,” jelasnya.
Sementara itu, kata Kiai Didin, dakwah dengan menjelaskan perbandingan agama itu bukan untuk menjelek-jelekan agama lain.
“Kalau penistaan itu kan menjelek-jelekan tanpa alasan, menjelek-jelekan karena sentimen. Kalau umat Islam tidak diperintahkan seperti itu,” jelas Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) itu.
Terkait hal itu, Kiai Didin menjelaskan firman Allah di dalam surat Al An’am ayat 108, yang artinya:
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan..
Kiai Didin pun mendoakan agar para dai selalu dalam lindungan dan pertolongan Allah SWT.
red: adhila