Israel Pinjami Otoritas Palestina Rp2,2 Triliun untuk Lemahkan HAMAS
Tel Aviv (SI Online) – Rezim Zionis Israel menyetujui pemberian pinjaman dana alias utang senilai 500 juta shekel atau lebih dari Rp2,2 triliun kepada pemerintah Otoritas Palestina (PA).
Disebutkan, salah satu tujuan dari pinjaman itu adalah untuk memperkuat PA supaya Hamas melemah.
PA yang kekurangan uang berkuasa atas wilayah Tepi Barat—yang diduduki Israel. Sedangkan Hamas yang selama ini diberi dibantu Qatar berkuasa atas Jalur Gaza.
Persetujuan Israel memberi pinjaman uang ke PA itu diumumkan pada Senin (30/08) atau sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Itu merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua belah pihak dalam beberapa tahun terakhir.
Rezim baru Israel mengatakan pihaknya tertarik untuk mendukung Abbas dalam persaingannya melawan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
“Semakin kuat Otoritas Palestina, Hamas akan semakin lemah,” kata Gantz kepada koresponden militer Israel, Senin, yang dilansir Al Jazeera, Selasa (31/8/2021).
“Dan semakin besar kemampuannya untuk memerintah, semakin banyak keamanan yang kita miliki dan semakin sedikit yang harus kita lakukan,” ujar Gantz.
Menurut Kantor Menteri Pertahanan Israel, Gantz telah mengatakan kepada Abbas bahwa Israel akan mengambil langkah-langkah baru untuk memperkuat ekonomi Palestina. Mereka juga membahas masalah keamanan dan sepakat untuk tetap berhubungan.
“Menteri Pertahanan Benny Gantz bertemu dengan Ketua Otoritas Palestina Mahmud Abbas [Ahad] malam untuk membahas kebijakan keamanan, masalah sipil dan ekonomi,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan tersebut termasuk kepala cabang militer Israel yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina Ghasan Alyan, pejabat senior PA Hussein al-Sheikh dan kepala intelijen Palestina Majid Faraj.
Al-Sheikh mengonfirmasi pertemuan itu di Twitter, sementara kantor Gantz mengatakan menteri pertahanan dan Abbas mengadakan “pertemuan satu lawan satu” setelah pembicaraan yang lebih besar.