Minta Partisipasi dalam Sesi Majelis Umum PBB, IIA Ajukan Suhail Shaheen sebagai Dubes
Jakarta (SI Online) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) secara resmi mengirimkan surat ke Sekjen PBB meminta agar bisa menghadiri pertemuan Majelis Umum dan menerjunkan Juru bicara Suhail Shaheen sebagai calon Duta Besar di PBB.
Di tengah perselisihan mengenai siapa yang akan mewakili Afghanistan di badan internasional, IIA mengatakan dalam surat yang ditujukan kepada kantor Sekjen PBB bahwa mereka harus diwakili di PBB, bukan oleh duta besar di bawah pemerintahan bekas Presiden Ashraf Ghani.
Menurut sumber PBB yang dihubungi oleh Anadolu Agency, Antonio Guterres menerima permintaan tertulis dengan kop surat “Imarah Islam Afghanistan, Kementerian Luar Negeri” tertanggal 20 September.
Surat itu ditandatangani oleh Ameer Khan Muttaqi sebagai Menteri Luar Negeri dan meminta untuk berpartisipasi dalam sesi ke-76 Majelis Umum PBB dari 21-27 September.
Setelah negara mengirimkan nama calon duta besar mereka, calon tersebut harus disetujui oleh Komite Kredensial Majelis Umum PBB.
Saat ini, Afghanistan masih diwakili oleh utusan PBB Ghulam Isaczai dari rezim pemerintahan sebelumnya.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengungkapkan bahwa Taliban, yang sekarang memerintah Afghanistan, pada awal pekan ini telah menginstruksikan PBB untuk menggantikan Isaczai dengan perwakilan mereka sendiri.
“Sekretaris Jenderal menerima komunikasi dengan kop surat Kementerian Luar Negeri Imarah Islam Afghanistan, tertanggal 20 September 2021, ditandatangani oleh Ameer Khan Muttaqi sebagai Menteri Luar Negeri, meminta untuk berpartisipasi dalam sesi ke-76 Majelis Umum PBB pada 21-27 September 2021,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN, Rabu (22/9/2021).
Menurut surat itu, Isaczai tidak lagi mewakili Afghanistan. Sebaliknya, mereka menyebut Mohammad Suhail Shaheen sebagai calon wakil tetap IIA di New York.
“Surat itu juga mencatat bahwa mantan Presiden Mohammed Ashraf Ghani telah digulingkan dan (negara-negara di seluruh dunia) tidak lagi mengakui dia sebagai presiden,” menurut pernyataan juru bicara itu.
red: farah abdillah/dbs