Kiai Muhyiddin: Hentikan Kerja Sama Soal Terorisme dengan AS
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menanggapi serangan terhadap markas ISIS oleh Taliban di Afghanistan.
Taliban menyerang habis-habisan kelompok ISIS. Hal itu dilakukan setelah ISIS melakukan serangan bom di Masjid Kabul, Afghanistan.
Kiai Muhyiddin mengatakan, ISIS beserta kelompok super radikal dan ekstrem lainnya di dunia memang bentukan Amerika serikat dan sekutu terdekatnya Inggris dan Israel.
“Keberadaan kelompok teroris tersebut memang dipelihara, dibina dan dijaga serta didanai penuh dalam melaksanakan kegiatan destruktif tanpa perikemanusiaan,” kata Kiai Muhyiddin melalui pernyataan tertulisnya kepada Suara Islam Online, Rabu (6/10/2021).
Menurutnya, penghancuran markas ISIS menunjukan kepada dunia bahwa kekuatan asing di Afghanistan selama dua dekade bukanlah untuk memerangi kelompok teroris, ekstremis dan radikalis ISIS, tapi membunuh para mujahidin yang mempertahankan wilayah Afghanistan dari kekuatan asing.
“The Real Mission adalah menghabiskan dan memusnahkan semua kelompok pejuang yang dituduh berperan dalam penyerangan Gedung WTC,” ujar Kiai Muhyiddin.
Itupun, kata dia, menjadi tanda tanya besar bagi dunia intelijen dan para pengamat internasional karena sebagian besar atau 14 orang pelaku 911 adalah warga negara Saudi.
“Memang sangat aneh, Afghanistan yang diinvasi AS dan sekutunya bukan Saudi Arabia,” ungkapnya.
“Apalagi invasi militer tersebut tanpa mandat dari PBB. Koalisi internasional itu sekadar untuk menghilangkan jejak AS dan membunuh Usamah bin Laden yang dinilai Gedung Putih punya banyak rahasia tentang AS sebagai supplier senjata dan manusia dalam melawan Tentara Uni Soviet yang menginvasi Afghanistan dan mengangkat rezim boneka Soviet,” tambah Kiai Muhyiddin.
Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah itu mengatakan, invasi tersebut terpaksa dibayar mahal sekali dimana Uni Soviet terbelah menjadi 15 negara merdeka.