Menlu IIA: Sanksi terhadap Afghanistan Dapat Picu Gelombang Pengungsi
Doha (SI Online) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) mengingatkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terkait potensi terjadinya gelombang baru pengungsi jika sanksi ekonomi terhadap Afghanistan tidak diperlonggar atau dicabut.
Dilansir dari Radio Free Europe pada Rabu, 13 Oktober 2021, Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi mengatakan, melemahkan pemerintah Afghanistan tidak akan menguntungkan siapa pun, dan efek negatifnya juga akan secara langsung berpengaruh terhadap sektor keamanan dan ekonomi global.
AS dan Uni Eropa mengaku siap memberikan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, namun menginginkan adanya jaminan dari IIA bahwa mereka akan menghormati hak asasi manusia, khususnya perempuan.
“Kami mendesak negara-negara dunia untuk mengakhiri sanksi yang ada dan membiarkan bank beroperasi secara normal sehingga kelompok amal, organisasi, dan pemerintah dapat membayar gaji kepada staf mereka dengan dana cadangan mereka sendiri dan bantuan internasional,” kata Muttaqi dalam pertemuan di Doha, Qatar.
Selama pembicaraan pertamanya dengan IIA di Doha, Uni Eropa mengumumkan paket dukungan yang diperluas untuk Afghanistan dan tetangganya senilai sekitar EUR1 miliar atau sekitar USD1,15 miliar.
Uni Eropa berharap, menyumbangkan uang untuk menyetabilkan Afghanistan dan membantu sejumlah negara di sekitarnya, dapat mencegah terulangnya krisis keimigrasian yang pernah melanda Benua Biru pada 2015.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menekankan, dana bantuan akan dipakai untuk membantu negara-negara tetangga Afghanistan, atau diberikan langsung kepada rakyat Afghanistan tanpa perlu terlebih dahulu jatuh ke tangan Taliban.
“Kami sudah menyatakan jelas mengenai syarat-syarat kami terkait keterlibatan dengan pihak berwenang Afghanistan, termasuk dalam hal penghormatan hak asasi manusia,” kata Leyen pada 12 Oktober lalu.
Amerika Serikat (AS) dan IIA melakukan diskusi produktif mengenai masalah bantuan kemanusian untuk Afghanistan. Diskusi dilakukan selama pertemuan di Qatar pada akhir pekan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, sebagian besar pembicaraan memiliki hasil positif.
Para pejabat membahas akses kemanusiaan selama dua hari pertemuan dengan perwakilan IIA, termasuk dengan beberapa orang dari komunitas intelijen dan Badan Pembangunan Internasional AS.
Red: Agusdin/Medcom