Wantim MUI: Nilai-Nilai Keagamaan Turki Pernah Hancur karena Attaturk
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Didin Hafidhuddin menolak pemberian nama jalan di Jakarta dengan nama tokok sekuler Musthafa Kemal Attaturk.
Sebelum memunculkan nama tersebut, Kiai Didin meminta pihak yang berwenang untuk lebih mengenal dahulu sosok yang akan dijadikan nama jalan itu.
“Harusnya yang berwenang mengenal dulu siapa itu Kemal Attaturk, dia tokoh sekuler yang dikenal sebagai ‘Bapak Sekulerisme’ di Turki,” kata Kiai Didin dikutip Suara Islam Online, Senin (18/10) melalui kajian online di Kalam TV.
Baca juga: Fadli Zon Usul Rencana Nama Jalan Attaturk Diganti Muhammad Al Fatih
Kiai Didin mengungkapkan, sejak Musthafa Kemal Attaturk memimpin Turki, negara tersebut dijauhkan dari nilai-nilai agama.
“Turki pernah hancur nilai-nilai keagamaannya karena kebijakan Kamal Attaturk. Tidak boleh berjilbab, hal-hal berbau Qur’an dan Arab harus diganti seperti azan berbahasa Turki, itu suatu pelecehan terhadap agama,” jelas Kiai Didin.
Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan pengambil kebijakan penamaan jalan itu untuk berhati-hati dalam menentukan keputusan.
“Jadi yang punya kebijakan mau mengusulkan harus berpikir, harus berhati-hati mengambil kebijakan. Jangan semangat sekulerisme yang merugikan diri sendiri,” tandas Kiai DIdin.
red: adhila