Ismail Haniyah Serukan Penghentian Normalisasi dengan Zionis
Al-Jazair (SI Online) – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah menyerukan untuk mengakhiri normalisasi dengan zionis, semua upaya penjajah zionis melebarkan kendali di kawasan tidak akan sukses mengubah kesadaran masyarakat.
Dalam pidatonya di Konferensi Internasional ke-1 yang diselenggarakan Gerakan Pembangunan Nasional Al-Jazair, sebagai dukungan untuk menghadapi penerobosan Zionis ke benua Afrika, Jumat (29/10) Haniyah menegaskan bahwa gelombang perluasan normalisasi ini telah mencapai ujungnya, dan tidak akan bertambah lagi.
Palestina masih menjadi persoalan nurani di kawasan, dan optimis menghadapi masa depan. Sementara normalisasi tidak akan melayani persoalan dan tempat suci umat Islam, ujar Haniyah.
Haniyah mengapresiasi sikap Al-Jazair dan sejumlah negara Afrika lainnya yang menghadapi upaya penerobosan zionis di Afrika, apresiasi disampaikan kepada Presiden, Kabinet dan rakyat Al-Jazair.
Al-Jazair akan tetap menjadi inspirasi bagi bangsa Palestina dan persoalan umat, dan Kami bersama Al-Jazair akan terus menghadapi upaya penerobosan zionis ke benua Afrika, tegas Haniyah.
Menurut Haniyah, pertempuran Al-Quds telah mematahkan teori keamanan zionis, dan telah membuktikan bahwa kekalahan zionis mungkin terjadi dan bisa direalisir, dan upaya memaksakan kehendak zionis di kawasan tidak akan berhasil.
Haniyah menjelaskan, terjadi tiga perubahan penting dan strategis di kawasan, pertama pertempuran Saif Al-Quds, kedua: hengkangnya Amerika dari Afghanistan, ketiga: kegagalan teori pembangunan rezim regional baru, dan aliansi dimana Israel menjadi bagian dari strategis, militer dan keamanan.
Kondisi ini mengharuskan kewaspadaan, meski entitas zionis unggul secara militer, namun saat ini tengah berada di fase paling lemah, sehingga tak mampu mengakhiri pertempuran di Front Selatan melawan Gaza, maupun di Front Utara melawan Libanon.
Haniyah menekankan bahwa perlawanan merupakan pihak yang berhasil membangun perimbangan saat ini, dan terus merealisir kemenangan melawan zionis, sehingga masa depan milik kita, kemenangan sekutu kita, dan Al-Quds janji kita.
Dalam konteks lainnya, Haniyah menegaskan bahwa hengkangnya Amerika dari Afghanistan merupakan pendahuluan untuk hengkang dari kawasan, dan saat Amerika hengkang dari kawasan, artinya zionis sebagai sekutunya tengah berada dalam posisi lemah dan rapuh.
sumber: infopalestina