Imam Besar Al Azhar Tolak Seruan Penyatuan Tiga Agama
Kairo (SI Online) – Imam Besar Al Azhar Mesir, Syekh Ahmed Al Tayyeb, mengecam seruan penyatuan tiga agama samawi menjadi satu agama, agama (Millah) Ibrahim. Menurutnya, ide tersebut bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan.
“Seruan-seruan ini, tampaknya, bertujuan untuk memadukan Yudaisme, Kristen, dan Islam dalam satu agama bernama Abrahamisme atau agama Ibrahim,” kata ulama terkemuka itu pada upacara di Kairo yang menandai peringatan sebuah lembaga Islam-Koptik.
“Seruan-seruan ini, seperti seruan globalisasi, akhir sejarah, etika global, dan lain-lain, muncul ke permukaan untuk mempromosikan kebersamaan dan persatuan manusia serta menghilangkan penyebab perselisihan dan konflik,” ujarnya, seperti dikutip Gulf News, Selasa (9/11/2021).
Mantan Rektor Universitas Al Azhar itu menegaskan, gagasan tersebut menyiratkan tindakan merampas kebebasan beragama manusia.
Meski demikian, Syekh Ahmed Al Tayyeb tidak menyebut langsung pihak yang menyerukan penyatuan tiga agama itu.
“Berasal dari kepercayaan kami pada agama-agama surgawi kami, kami percaya bahwa tidak mungkin bagi umat manusia untuk setuju pada satu agama, mengingat perbedaan di antara orang-orang dalam warna kulit, keyakinan, pikiran, bahasa, dan bahkan sidik jari. Semua ini adalah fakta sejarah dan ilmiah, dan sebelum ini adalah fakta yang dikonfirmasi oleh Alquran,” katanya.
Shekh Al Tayyeb juga dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam dialog antar-agama.
Pada 2019, dia dan Paus Fransiskus menandatangani bersama Dokumen Persaudaraan Manusia, yang juga dikenal sebagai Deklarasi Abu Dhabi, di Uni Emirat Arab. Dokumen itu menggarisbawahi nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan kebebasan beragama.
red: a.syakira