Kelompok Pejuang Palestina Kecam Pertemuan Mahmoud Abbad dengan Menhan Israel
Gaza (SI Online) – Kelompok pejuang pembebasan Palestina mengecam pertemuan antara Presiden Mahmoud Abbas dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz di dekat Tel Aviv pada Selasa (28/12/2021).
Dalam sebuah pernyataan, kelompok pejuang yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, mengatakan pertemuan Abbas-Gantz diadakan pada peringatan 13 tahun perang Israel 2008 di Jalur Gaza.
“Pertemuan ini memprovokasi orang-orang, yang setiap hari menjadi sasaran blokade yang tidak adil di Gaza, dan eskalasi agresif yang menargetkan tanah mereka, hak-hak nasional, dan tempat-tempat suci di Tepi Barat dan Yerusalem,” kata kelompok perlawanan Palestina itu, Rabu (29/12/2021), seperti dilansir Anadolu Agency.
Kelompok Jihad Islam juga menyebut pertemuan itu sebagai “penyimpangan berbahaya dari konsensus nasional.”
Gerakan itu mengatakan pertemuan tersebut “datang pada saat rakyat kita menghadapi serangan teroris yang dipimpin oleh sayap kanan ekstrim Israel, dan dilaksanakan oleh tentara di bawah instruksi Gantz.”
Kelompok Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) mengatakan pertemuan itu “bertentangan dengan posisi dan tuntutan nasional.”
“Otoritas Palestina masih bertaruh pada negosiasi sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik,” kata PFLP.
Kelompok Palestina itu mencatat bahwa langkah ini akan “mengganggu upaya Palestina dan Arab untuk memulihkan persatuan dan memobilisasi rakyat untuk melawan skema yang bertujuan melikuidasi penyebabnya.”
Komite Perlawanan Rakyat juga mengecam pertemuan itu sebagai “kejahatan nasional.”
“Taruhan lanjutan Otoritas Palestina pada negosiasi dan perdamaian dengan musuh Zionis, yang mempraktikkan kejahatan fasis paling keji terhadap rakyat Palestina, adalah upaya untuk menjual ilusi lagi.”
Pertemuan pada Selasa adalah yang kedua kalinya antara Abbas dan Gantz, saat mereka bertemu pada 30 Agustus di kota Ramallah, Tepi Barat. Saat itu, pemerintah Israel mengatakan bahwa pertemuan tersebut membahas masalah keamanan dan tidak menyentuh isu politik apa pun.
red: a.syakira