Keniscayaan Anies Baswedan Presiden 2024
Meski ketika Pilkada Anies Baswedan mendapat dukungan khususnya dari PA 212, yang kemudian banyak dihujat, dituduh dan difitnah sebagai kelompok intoleran dan radikal, bahkan sampai dituduh kelompok teroris yang ingin mendirikan negara Khilafah, meski begitu hiruk pikuknya pengaruh kampanye negatif itu, Anies di banyak bilik kotak-kotak penghitungan suara se-Jakarta tetap memenangkannya. Dikarenakan apa?
Pertama, Ahok yang menggantikan Jokowi menjadi Gubernur terlalu ambisius dan masgul berkuasa, tidak mampu menjaga marwah dan martabat jabatannya. Sehingga, dia menistakan agama Islam.
Itu pula sesungguhnya substansi penyasaran PA 212 pimpinan HRS saat itu, adalah suatu yang tidak memungkinkan seorang pemimpin itu sebagai seorang penista agama Islam. Terlebih, DKI Jakarta mayoritas penduduknya beragama Islam atau muslim.
Kedua, ketika kemudian Anies menjalani jabatan gubernur, terkuak modus sesungguhnya terkait “pulau-pulau reklamasi”. Anies tidak hanya membatalkan dan menutup proyek reklamasi di beberapa pulau sesuai komitmen semenjak kampanyenya, bahkan dia sudah mengendus ada modus kepentingan apa di balik reklamasi itu.
Terhadap dua kejadian dan kepentingan itu, dimulailah drama paling tragis di kancah nasional di NKRI hingga nyaris satu dekade sungguh Indonesia menjadi betapa karut-marut.
Jokowi Presiden namun ditaruhkan jabatan pemimpin negara itu di meja kekuasaan dalam cengkeraman “backing” oligarki partai politik dan konglomerasi.
Biang keroknya ini pun adalah Ahok, calo mediasi pembuka jalan bagi konglomerasi untuk membiayai Jokowi menjadi Presiden dengan membeli kendaraan partai yang kebetulan sebagai pemenang pemilu, jaminannya, adalah menukar dan menggadai kedaulatan RI dengan mereklamasi pulau-pulau di sekitaran Pantai Utara Teluk Jakarta itu.
Namun, Ahok yang kemudian di penjara dan terhentinya sebagian proyek reklamasi ternyata seperti “ barisan pesakitan politik” hanya melahirkan dendam politik berkepanjangan kepada Anies hingga kini.
Setelah Ahok keluar dari penjara, seperti sengaja dipamerkan balas budi Jokowi memberi jabatan Ahok dirut Pertamina.
Sebaliknya, memelihara api dendam politik itu, dengan cara menebarkan ratusan berita bohong dan fitnah kepada Anies melalui buzzerRp yang sesungguhnya hanya kerjaan “rempong” yang tanpa disadari merusak citra Jokowi sendiri. Secara itu, sebaliknya malah semakin mengharumkan Anies.