Zaki Imaduddin: Salurkan Hobi Berkuda, Kini Usaha Pacuan Kuda Castalia Ranch
Bermula dari hobi berkuda saat masih duduk di bangku SMP, kini hobi yang lama ia tekuni berubah menjadi aktivitas usaha yang mendatangkan rezeki. Zaki Imaduddin (38), kini mengelola lahannya untuk usaha pacuan kuda dan ternak dengan bendera Castalia Ranch.
Zaki mengisahkan perjalanan menekuni hobinya hingga menjadi ladang untuk mendatangan rezeki. Dulu, ketika masih anak-anak, ia suka menyewa delman, namun ia minta ke kusirnya agar delman dilepas dan hanya kuda saja.
Tayangan lengkap kisah Zaki Imaduddin bisa kunjungi chanel Youtube Tangan Langit ini:
“Saya sewa abang delman, tapi delman saya minta dilepas dan saya naiki kuda itu tanpa pelana dan hanya dengan tali tambang seadanya,” kenangnya saat ditemui tim Youtube Tangan Langit di lapangan pacuan kuda Castalia Ranch, Sukmajaya Depok beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa resiko, Zaki menaiki kuda tanpa keterampilan yang ada. Kenekatannya ingin menunggangi kuda membuatnya harus jatuh bangun bahkan disepak kuda tunggangannya. “Saya pernah disepak kaki kuda, beruntung bukan kena kepala tapi hanya kaki,” ujarnya.
Kesenangan untuk berkuda juga terus berlanjut hingga ia saat menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang. Di sela-sela kuliah, ia juga bekerja parttime untuk mengumpulkan uang guna membeli kuda.
Hingga akhirnya ia lulus kuliah, uang yang terkumpul ditambah bantuan dari orangtuanya ia pun bisa membeli kuda seharga sepuluh juta rupiah. Ternyata kuda yang ia beli adalah kuda pacuan.
“Kuda yang saya beli larinya kencang, bahkan pernah suatu waktu ketika mencoba balapan dengan kuda punya kawan-kawan, kuda yang ditunggangi adik saya lari kenceng hingga tak terkendali dan menyebabkan kuda terjatuh dan kaki adik saya patah,” jelasnya.
Dengan kuda yang ia punya, beberap kali ia daftarkan untuk mengikuti pacuan kuda tingkat local di Bandung. Beberapa kali pernah menjuarai dari tingkat empat hingga tingkat pertama.
Zaki kemudian mengembangkan kesenangannya ini dengan menambah tiga kuda untuk coba diternak. Namun ternak kuda tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus tiga kali kehilangan calon anak kuda yang mati karena keguguran induknya. Namun ia tak putus asa, hingga akhirnya ia sudah bisa merawat lima ekor kuda hasil dari ternakannya.