Gadis Revolusioner Itu Bebas untuk Kembali ke Medan Perjuangan Palestina
Ramallah (SI Online) – Gadis revolusioner itu keluar dari pengapnya penjara penjajah Zionis Israel, pulang ke tanah airnya yang dirampas, untuk kembali ke medan perjuangan dan revolusi.
Dialah Ahed Tamimi, ikon perlawanan anak-anak muda Palestina. Dia telah mengalahkan arogansi dan kekuatan penjajah Zionis.
“Perlawanan berlanjut,” demikian kalimat pertama yang diucapkan oleh gadis revolusioner yang dibebaskan ini segera setelah dia tiba di kota Nabi Saleh dekat Ramallah, tempat di mana dia membuat ciut nyali para tentara penjajah Israel.
Kegembiraan Ahed dengan pembebasan ini adalah kegembiraan yang tidak lengkap. “Di penjara penjajah Zionis ada para tahanan wanita lainnya. Kegembiraan gadis ini bisa sempurna dengan kebebasan mereka dengan ara mengosongkan penjara-penjara penjajah Zionis dari para tahanan laki-laki atau wanita.” ujarnya dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Selasa (31/7).
Semangatnya setinggi gunung-gunung Palestina, di kelilingi ayah, keluarga, dan orang-orang yang dicintai. Di sisinya ada ibu yang mendapinginya selama 8 bulan dalam penahanan.
Kepada mereka, Ahed mengatakan, “Para tawanan wanita di penjara-penjara penjajah Zionis adalah wanita-wanita yang sangat kuat.”
Meski telah merasakan gelapnya penjara penjajah Zionis, Ahed kembali menegaskan dan berkata kepada dunia, “Hari ini saya bebas pulang ke desa kelahiran saya Nabis Shaleh. Namun tidak lama lagi saya akan kembali ke setiap jengkal tanah Palestina.”
Ahed memiliki kisah cerita panjang dalam perang melawan penjajah Zionis Israel, yang tidak ditakuti oleh seorang gadis kecil, tidak membuat gentar seorang gadis muda, yang tidak akan pernah menyerahkan haknya atas tanah yang dicuri selama 70 tahun.
Pada tahun-tahun awal masa kecilnya, ia muncul di media dalam demo-demo yang mengutuk pembangunan permukiman-permukiman Yahudi di desanya, “Nabi Shaleh”. Bintangnya berkilau saat dia dengan berani membela warga desanya dari penindasan penjajah Zionis Israel.
Kata-katanya yang kuat, yang tidak keluar kecuai dari pemilik hak, memiliki dampak besar. Penjajah Zionis berusaha membungkam suaranya, dengan menahannya selama 8 bulan. Namun Ahed kini telah keluar bebas dan suaranya lebih keras dan tinggi daripada suara penjajah Zionis.
Pada tanggal 18 Desember 2017, malam, pasukan penjajah Zionis menangkap seorang gadis 17 tahun. Pasukan penjajah Zionis mengirim 20 patroli militer yang membawa sekitar 100 tentara di kegelapan malam, untuk menangkapnya.
Pengadilan penjajah Zionis Israel mendakwanya dengan 12 dakwaan resmi, terutama tentang tuduhan menghina tentara, menghalangi pekerjaan mereka, melakukan hasutan, ancaman dan berpartisipasi dalam kerusuhan.
Setelah semua tuduhan itu, pengadilan Israel menjatuhkan hukuman penjara 8 bulan dan denda 6.000 shekel.
Ahed kini telah bebas keluar dari penjajah penjajah Zionis dan suara revolusinya lebih kuat daripada suara penjajah Zionis.
sumber: infopalestina